photo wishlist_zps2544b6d7.png

Saturday, March 31, 2012

Book Review: The Summer I Turned Pretty by Jenny Han

.
BOOK review
Started on: 26.March.2012
Finished on: 30.March.2012

Judul Buku : The Summer I Turned Pretty (Ketika Aku Menjelma Cantik)
Penulis : Jenny Han
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 288 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 43,000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 



"Musim panas kali ini tidak akan pernah bisa kulupakan. Musim panas saat semuanya dimulai. Musim panas ketika aku menjelma menjadi cantik. Karena untuk kali pertama, aku bisa merasakannya.... Setiap musim panas sebelum musim panas kali ini, aku percaya akan ada perbedaan. Hidup akan terasa berbeda. Dan musim panas ini, perbedaan itu akhirnya datang. Aku berubah."

 Kisah ini adalah kisah cinta musim panas yang dialami oleh Isabel - atau lebih akrab dipanggil Belly dalam buku ini. Setiap musim panas, Belly bersama Ibu dan kakaknya - Steven, pergi berkunjung ke rumah musim panas keluarga Fisher. Di rumah itulah, ia mengenal dekat kakak-beradik Conrad dan Jeremiah Fisher. Dan di rumah pantai itulah, Belly mengalami banyak hal: seperti jatuh cinta dan patah hati.

Setiap musim panas, Belly akan kembali bertemu dengan Susannah (sahabat baik Ibu-nya) dan kedua anak Susannah: Conrad dan Jeremiah. Conrad adalah sosok seorang kakak yang selalu melindungi bagi Belly; sedangkan Jeremiah adalah seorang yang Belly anggap sahabat dan teman terbaik, tempat ia bisa menceritakan segala rahasianya. Selama bertahun-tahun, mereka menghabiskan banyak musim panas bersama - meskipun seringkali Belly tersingkir karena ia adalah satu-satunya anak gadis di antara para lelaki. Kisah ini menceritakan musim panas Belly yang sudah berlalu di tahun-tahun sebelumnya, dan juga menceritakan musim panas yang sedang ia jalani. Ia mengingat-ingat kembali, masa ketika ia jatuh cinta kepada Conrad, ketika Jeremiah mencuri ciuman pertamanya, dan berbagai pengalaman mengesankan yang lain.

"Ini gila. Dia Jeremiah. Jeremiah tidak pernah melihatku dengan cara seperti itu, sedangkan aku sendiri, aku selalu menyukai Conrad, bahkan ketika sikapnya begitu angin-anginan dan tertutup seperti sekarang. Dari dulu selalu Conrad. Dan, tentu saja Jeremiah juga tidak pernah memandangku dengan cara seperti itu sebelumnya. Aku adalah sahabat karibnya."

Dan musim panas itu, Belly bertemu dengan seorang lelaki bernama Cam. Belly menemukan sosok yang tidak ia temukan pada Conrad. Cam adalah seorang lelaki yang baik, berbeda dari laki-laki yang biasa ditemui oleh Belly. Keduanya menghabiskan banyak waktu bersama musim panas itu. Dan meskipun Conrad dan Jeremiah tidak menyetujui Belly terlalu akrab dengan Cam, Belly tidak peduli dan mulai menjalani hubungannya dengan Cam

"Semuanya terasa aneh antara aku dan Conrad, dan juga antara aku dan Jeremiah - sebuah pikiran tidak masuk akal merayap memasuki kepalaku. Mungkinkah mereka berdua tidak ingin aku bersama Cam? Karena mereka, mungkin punya perasaan terhadapku? Mungkinkah itu?"

Namun apa yang terjadi ketika hubungan Belly dan Cam berjalan lancar, namun hati Belly selalu goyah ketika Conrad menunjukkan sikap-sikap manisnya? Mungkinkah hati Belly selalu kembali kepada cinta pertamanya pada Conrad? Dan apakah selama ini Jeremiah menyimpan perasaan khusus kepadanya? 
"Conrad selalu membuat perasaanku begitu campur aduk. Sikapnya tiba-tiba manis, tapi menit berikutnya begitu dingin. Conrad membuatku teringat hal-hal yang tidak ingin kuingat... Semuanya sudah berjalan baik dengan Cam, tapi tiap kali aku merasa yakin dengan Cam, Conrad akan memandangku seperti itu, membawaku berputar-putar, atau memanggilku Bells, dan semuanya langsung hancur berantakan."
"Conrad membuatku kesulitan untuk tidak mencintainya. Pada saat sikapnya manis seperti ini, aku jadi ingat alasannya. Alasan mengapa aku dulu mencintainya, maksudku."

Baca kisah selengkapnya di The Summer I Turned Pretty.


Jika dilihat dari ringkasan plot yang aku tuliskan, mungkin Belly akan terdengar sedikit seperti Bella Swan dalam serial Twilight yang dirundung dilemma dalam memilih lelaki. Dan dengan karakter Belly yang digambarkan sebagai seorang gadis yang sedikit manja dan egois, mungkin ia bisa jadi sedikit menjengkelkan. Akan tetapi untungnya, cerita ini tidak hanya terfokus dalam kisah cinta Belly saja. The Summer I Turned Pretty juga menceritakan tentang kasih dalam sebuah keluarga. Dan dengan penulisan yang terasa begitu alami dan mengalir, aku menikmati setiap bagian buku ini dan turut terhibur dengan pengalaman musim panas Belly. Kisah ini juga dituliskan dengan plot maju-mundur, seperti flashback, yang memperdalam karakter-karakter cerita ini, dan memberikan background yang jelas tentang kisah cinta Belly.
Karakter favoritku dalam buku ini jatuh pada Jeremiah Fisher. Dibandingkan dengan Conrad yang dingin dan kebanyakan tidak peduli dengan sekitarnya, aku lebih menyukai Jeremiah yang ceria dan terkadang sedikit konyol. Aku rasa Jeremiah-lah yang selalu ada ketika Belly membutuhkan seseorang. Dan aku menyukai bagaimana Jeremiah sepertinya selalu berhasil membuat Belly nyaman berada di sampingnya.

Overall, aku cukup terhibur dengan kisah cinta musim panas Belly yang manis. Meskipun ada kalanya aku sedikit sebal dengan karakter Belly yang selalu cemburu dan berusaha membuat orang lain cemburu. Tapi aku rasa itu adalah bagian dari karakter Belly yang digambarkan dalam kisah ini. Aku juga sangat menyukai rasa kekeluargaan yang ada dalam cerita ini. Very heart-warming :) YA fans probably would like this book :)


4/5 stars
by.stefaniesugia♥ .

Wednesday, March 28, 2012

Happy 38th Birthday, Gramedia! #GPU38

.

25.03.2012
// HAPPY BIRTHDAY TO THE GREAT PUBLISHER //

Penerbit Gramedia Pustaka Utama baru saja merayakan ulangtahun-nya yang ke-38 pada tanggal 25 Maret, 2012 kemarin. Sebagai salah satu penerbit unggulan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama sudah menerbitkan sangat banyak buku yang berkualitas. Dan aku sebagai salah seorang book-addict sudah menikmati karya-karya terbitan Gramedia Pustaka Utama selama bertahun-tahun, dan banyak di antaranya adalah buku yang menjadi favoritku.

Di kemudian hari, semoga GPU terus menerbitkan karya-karya yang berkualitas, terutama buku lokal, dan tetap terus memberi pasokan buku untuk dibaca bagi para book-addict. Semoga semakin sukses dan terus memperluas budaya membaca di negara kita Indonesia :)) Once again, Happy Birthday!
.


 
by.stefaniesugia♥ .

Book Review: Bittersweet Love by Netty Virgiantini & Aditia Yudis

.
BOOK review
Started on: 26.March.2012
Finished on: 27.March.2012


Judul Buku : Bittersweet Love
Penulis : Netty Virgiantini & Aditia Yudis
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 252 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 47,000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Ini adalah novel Gagas Duet kedua yang aku baca setelah Beautiful Mistake yang ditulis oleh Sefryana Khairil dan Prisca Primasari (untuk Book Review: Beautiful Mistake baca disini); dan untungnya kali ini, novel Gagas Duet memenuhi ekspektasiku dengan adanya kata "Duet". Di Beautiful Mistake, buku itu terdiri atas dua kisah yang berbeda. Sedangkan di Bittersweet Love ini, memang ada dua bagian cerita yang terpisah; namun tetap menjadi satu kesatuan, satu plot yang sama, hanya dari dua sudut pandang yang berbeda. Ini pertama kalinya aku membaca karya Netty Virgiantini dan Aditia Yudis, and honestly, I'm impressed :))

Berikut adalah review singkat dari kisah yang terdapat dalam buku ini:

// T A K E  I T //
by Netty Virgiantini

Kisah ini diawali dari seorang perempuan bernama Nawang, yang sedang berada di tengah tawuran antar sekolah. Ia bukanlah gadis penakut, ia berani maju ke barisan depan yang dianggap paling berbahaya. Dan saat itulah ia berhadapan dengan seorang yang ia benci; lelaki yang berasal dari musuh bebuyutan sekolahnya. Lelaki yang juga turut ambil bagian dalam menghancurkan keluarganya yang dulu terasa begitu sempurna. Lelaki itu adalah Hefin: saudara tirinya. Dalam setiap tawuran, Nawang selalu berhasil dilindungi oleh sahabatnya, Artan. Tanpa diketahui Artan, Nawang menyimpan perasaan yang istimewa kepada sahabatnya itu.

Namun kisah ini tidak hanya membahas kisah cinta Nawang; tetapi perasaannya yang terluka dan menjadi pahit semenjak kedua orangtuanya bercerai. Nawang dipaksa untuk memilih tinggal bersama siapa, dan pilihannya jatuh pada Ibunya. Masalah tidak berhenti disana, tetapi berlanjut dengan Ayahnya yang menikah dengan wanita lain; yang membuatnya mempunyai saudara tiri bernama Hefin. Kemudian tak lama kemudian, Ibunya pun menikah lagi dengan seorang pria yang ternyata adalah mantan pacar Ibunya dulu. Mau tak mau, Nawang mendapat saudara tiri yang tinggal serumah dengannya, bernama Joanna. Hal yang menyakitkan bagi Nawang adalah, sahabatnya yang ia sukai menyukai Joanna - saudara tirinya.

"Aku tahu Artan menyukai Jo. Dia juga sudah mengakuinya di depanku. Ada rasa sakit luar biasa ketika mengetahuinya. Tapi tidak apa-apa... Bagiku sudah cukup bisa berada di dekatnya... Aku cukup tahu diri untuk tidak berharap lebih. Tapi kenapa setiap melihat mereka berdua, hatiku selalu terasa perih?"

Dengan semua kepahitan dalam hatinya, Nawang menunjukkan kebencian dalam hatinya lewat tindakannya kepada keluarganya. Ia merasa tidak ada seorang pun yang ada lagi untuknya. Dan entah bagaimana, melihat Nawang yang begitu terluka, membuat rasa bersalah timbul dalam hati Hefin, saudara tirinya. Bahkan di samping rasa bersalah itu, timbul perasaan lain yang entah mengapa turut timbul dalam hati Hefin tanpa ia sadari.

"Dengan sorot mata tajam dan tatapan marah dipandanginya tubuh Nawang berguling-guling di aspal dalam pelukan Artan. Apa mereka pacaran? Setiap kali Hefin melihat Artan mati-matian melindungi Nawang, sebuah emosi yang tak jelas asalnya seolah membakar dada Hefin. Entah karena gagal melukai Nawang? Atau karena Artan selalu berhasil melindungi cewek itu?"

Kisah ini adalah tentang rasa kehilangan dan perasaan yang terluka. Tetapi seperti yang ditulis di cover buku ini: cinta pun bisa tumbuh dari luka.

"...dalam hidup ini terkadang kita dihadapkan pada sesuatu yang tidak menyenangkan. Kesedihan, kehilangan, dan mungkin berbagai macam cobaan lainnya. Tapi justru itu yang membuat kita jadi lebih kuat."
"Jangan memendam rasa benci dalam hatimu, hidup akan terasa menjadi lebih berat. Kebencian itu seperti beban, semakin lama kamu simpan semakin berat beban yang kamu rasakan."
// P U L A N G //
by Aditia Yudis

Kisah Take It diceritakan dari sudut pandang seorang Nawang; sedangkan bagian kedua dari buku ini adalah cerita yang disampaikan dari sudut pandang Joanna - saudara tiri Nawang. Di saat Nawang merasa kedua orangtuanya telah direbut, Joanna yang hanya memiliki seorang Ayah karena Ibunya sudah meninggal pun mengalami hal yang serupa. Joanna yang harus pindah ke Solo karena Ayahnya menikah lagi harus kehilangan teman-temannya di Bandung. Di Solo, ia tidak punya siapa-siapa dan sendirian. Ia semakin merasa kesepian ketika Nawang selalu menunjukkan perasaan benci padanya. Joanna seolah kehilangan semuanya; mulai dari kehilangan Bunda-nya, kehilangan Ayah-nya, dan kehilangan kehidupannya.

"Aku belum menemukan bentuk kehilangan yang menyenangkan. Semua rupa kehilangan rasanya selalu meninggalkan luka, kesedihan, dan penyesalan."

Jalan cerita yang dikisahkan sedikit banyak mirip dengan Take It, hanya saja cerita ini diceritakan dengan sudut pandang dan perasaan yang timbul dalam hati Joanna. Bagaimana ia juga melakukan banyak perlawanan kepada Ayahnya dan Ibu Nawang dengan membolos sekolah, bagaimana ia menanggapi perlakuan Nawang yang menurunkannya di tengah jalan, dan bagaimana Joanna menanggapi Artan - sahabat Nawang - yang sepertinya tertarik padanya. Selama melalui semua itu, Joanna hanya mempunyai Abang-nya sebagai tempat berlindung dan berkeluh kesah. Sesungguhnya, Joanna hampir menyerah menghadapi kehidupan barunya. Yang ia inginkan adalah kehidupannya yang dulu, bersama Ayah dan Bunda-nya.

"Aku rindu bunda. Aku rindu kebersamaan kami dulu. Ayah, aku ingin pulang. Namun tak sepatah katapun keluar dari mulutku."

Jika dilihat dari sudut pandang Joanna, akan terlihat bahwa dari kisah ini tidak hanya Nawang sajalah orang yang menderita. Bahkan bisa dibilang dari beberapa aspek kalau Joanna jauh lebih menderita daripada Nawang: karena ia sudah tidak bisa bertemua Bunda-nya lagi dan karena ia tidak mempunyai teman di sekolah. Beberapa kali Joanna sempat berpikir untuk pulang, pulang kepada Bunda-nya yang sudah tidak ada lagi di dunia. Seberat itulah perasaan sepi dan terluka yang dirasakan oleh Joanna. Apakah yang akan menjadi pilihan akhir Joanna? Menerima kehidupan barunya atau terus-menerus melakukan perlawanan?

"Aku tidak ingin bunda meninggalkanku, aku masih ingin selalu bersamanya. Kukatakan padanya aku tidak ingin dia pergi. Bunda membalasnya dengan mengatakan tidak akan pernah pergi... ia hanya pulang... Bunda memintaku menjaga dan merawat Ayah, serta memintaku untuk menjaga diriku hingga nanti tiba kesempatan kami masing-masing untuk pulang."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Well, seperti yang sudah aku katakan di awal review, aku sangat-sangat puas dengan Gagas Duet kali ini. Selain karena keduanya mempunyai gaya penulisan yang sangat baik, plot cerita yang berhubungan satu sama lain digali secara mendalam lewat dua sudut pandang yang berbeda. Hal ini membuat buku Bittersweet Love secara keseluruhan menjadi satu paket yang menarik untuk dinikmati. Di Take It, emosi Nawang digambarkan dengan jelas dan sebagai pembaca aku sedikit banyak bisa memahami perasaan yang dialaminya. Begitu juga dengan perasaan Joanna; yang meskipun berbeda dari apa yang dirasakan oleh Nawang, tetapi terasa sama dalamnya. Hal yang sedikit disayangkan adalah kisah romance-nya yang tidak terlalu mendapat spotlight dalam buku ini. Padahal judulnya sendiri adalah Bittersweet Love; yaitu perasaan cinta yang tumbuh dari perasaan terluka. Hefin yang menyukai saudara tiri yang membencinya; Jonna yang disukai oleh Artan - sahabat kakak tiri yang membencinya. Tetapi overall, buku ini tetap menyenangkan untuk dibaca.

Dari sebuah kisah yang diceritakan dari dua sudut pandang ini, aku mempelajari banyak hal. Salah satu di antaranya adalah ketika kita menghadapi sebuah masalah, jangan mengira kita adalah satu-satunya orang yang menderita. Semua orang mempunyai masalah mereka masing-masing, dan masalah yang kita hadapi belum tentu lebih berat daripada apa yang orang lain alami.


Overall, satisfied with this duet. Sebenarnya ada sedikit dorongan untuk memberi rating 5, tapi ada secuil ketidakpuasan yang membuatnya turun setengah :P But I'm looking forward to these 2 authors solo works. Menurutku dua-duanya punya gaya penulisan yang baik sekali :))


4.5/5 stars
by.stefaniesugia♥ .

Happy 22nd Birthday, Lee Howon! #HappyHoyaDay

 .
   

28th of March, 2012
our hoaegi's birthday. 
HAPPY 22ND BIRTHDAY, INFINITE'S DANCING MACHINE LEE HOWON  ♥ 
#HappyHoyaDay 

keep dancing and reach your dream, baby.
  생일 축하해 오빠 ♥ 사랑해~ ♥






 
by.stefaniesugia♥ .

Monday, March 26, 2012

End of March Giveaway :)

.

FINALLY, it's time for a giveaway again :)
Giveaway kali ini disponsori oleh penerbit Gradien Mediatama, 
dan bagi yang beruntung akan mendapatkan 1 (satu) free copy buku:

The Summer I Turned Pretty by Jenny Han
terbitan Gradien Mediatama.

Seorang Gadis.
Dua orang pemuda.
Dan. musim panas yang mengubah segalanya.

Setiap kali musim panas tiba, lsabel (Belly) dan keluarganya menghabiskan waktu bersama keluarga Conrad dan Jeremiah di rumah musim panas mereka di Cousins Beach-sejak mereka masih belia. Tahun demi tahun berlalu. Namun musim panas kali ini, Conrad dan Jeremiah telah menjadi pemuda-pemuda yang mencuri hati para gadis, sementara si anak bawang Belly telah menjelma menjadi seorang gadis remaja yang rupawan.

Belly telah memuja Conrad semenjak ia dapat mengingat hal itu. Namun, Jeremiah lebih lugas dalam mengutarakan isi hatinya. Di antara keduanya, hadir Cam—seseorang yang muncul dengan perhatian mendalam di masa kecil mereka.

Apakah musim panas kali ini akan menjadi musim panas berbeda yang akan mengubah segalanya?

***

bagi yang berminat untuk mendapatkan buku gratis ini, silahkan mengisi entry Rafflecopter di bawahh :) 

1) entry yang harus diisi adalah Who Are You? berisi data diri kamu :) +5 poin
2) Like Facebook Page "Gradien Mediatama" +5 poin 
3) Follow Twitter Gradien Mediatama @gradien +5 poin
4) Follow blog ini via Google Friend Connect  +5 poin
5) Tuliskan comment di post ini +4 poin
6) Tweet tentang Giveaway ini di Twitter kamu +4 poin (bisa dilakukan setiap hari)


a Rafflecopter giveaway


semakin banyak entry yang dimasukkan setiap hari, semakin besar poin yang akan didapatkan, dan semakin besar peluang kamu untuk mendapatkan buku The Summer I Turned Pretty gratis! :) 
bagi yang tertarik, segera masukkan entry!
Good Luck!

--------------------------------------------------------------------------------

GIVEAWAY INI SUDAH DITUTUP.
Selamat kepada pemenang Giveaway kali ini:

A.S Dewi
http://4urfun.blogspot.com/ 
by.stefaniesugia♥ .

Book Review: The Wind in the Willows by Kenneth Grahame

.
BOOK review
Started on: 24.March.2012
Finished on: 25.March.2012 

Judul Buku : The Wind in the Willows
Penulis : Kenneth Grahame
Penerbit : Mahda Books
Tebal : 134 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 17,880
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
 The Wind in the Willows adalah kisah fabel yang menceritakan kehidupan Tikus Tanah, Tikus Air, Luak, dan Katak. Setiap dari mereka masing-masing mempunyai sifat dan kepribadian yang berbeda-beda; namun bersama-sama, mereka menunjukkan arti persahabatan dan menceritakan petualangan yang menyenangkan.

Kisah ini dimulai dengan Tikus Tanah yang bernama Moly. Ia keluar dari rumahnya yang ada di bawah tanah untuk menikmati dunia luar yang indah dengan rerumputan dan pemandangan. Ketika itu, ia berjumpa dengan Tikus Air yang bernama Ratty. Ratty mengajak Moly menaiki perahu dan juga piknik di tepi sungai. Setelah merasakan kehidupan Ratty yang begitu menyenangkan, Moly menyetujui untuk tinggal bersama dengan Ratty di tepi sungai. Ratty dan Moly menjadi sahabat baik, dan bersama-sama mereka melewati berbagai kejadian dan petualangan yang seru

"Kurasa kau akan senang tinggal denganku untuk sementara. Tidak ada apa-apa di rumahku, tapi akan kuajari kau mendayung dan berenang. Sebentar saja kau akan sama cekatannya dengan penduduk Tepi Sungai."

Petualangan yang mereka lalui antara lain adalah petualangan bersama Katak yang kaya namun sombong dan suka lupa diri. Mereka juga menjelajah, bahkan tersesat di Hutan Rimba karena rasa penasaran Moly untuk bertemu dengan Luak. Selain itu, Tikus Tanah, Tikus Air, dan Luak harus menyadarkan sahabat mereka, Katak, yang terlalu bersemangat tentang mobil balap. Dan ketika Moly melewati rumah lamanya, ia merasakan kerinduan yang besar karena sudah begitu lama tinggal bersama Ratty di tepi sungai.
 
"Sejak tinggal di sekitar sungai bersama Tikus Air, ia hampir melupakan rumah lamanya. Sekarang, kenangan akan hal itu menjelma sangat jelas di tengah kegelapan."

Melalui semua petualangan itu, dapat terlihat ikatan persahabatan antara mereka; perjuangan Ratty, Molly, dan Luak untuk menyelamatkan dan menyadarkan Toady si Katak. Baca kisah lengkapnya di The Wind in the Willows.


Sebenarnya aku lumayan bingung bagaimana menulis review untuk buku ini. Aku rasa aku bisa menyebut buku ini sebagai sebuah dongeng; dan jujur saja banyaknya buku dongeng yang sudah aku baca bisa dihitung dengan jari. Oleh karena itu aku jadi sedikit tidak terbiasa dengan plot yang sesederhana ini; bisa dikatakan aku mungkin kurang puas karena tidak kutemukan masalah-masalah atau excitement yang biasanya aku temukan dalam novel fiksi pada umumnya.
 
 Satu hal yang terlihat jelas dari kisah The Wind in the Willows ini adalah makna persahabatan di antara karakter-karakter yang ada. Meskipun Toady si Katak adalah karakter yang menyebalkan dan selalu bertindak seenaknya - membuat sahabat-sahabatnya yang lain jadi ikut kesulitan, akan tetapi hal tersebut tidak membuat yang lain putus asa dalam menolong Toady.

Overall, meskipun aku bukanlah penggemar kisah klasik atau dongeng-dongeng sejenis ini, buku ini cukup menghibur dan membawaku sesaat ke dunia fabel yang indah.
 
3/5 stars
by.stefaniesugia♥ .

Sunday, March 25, 2012

Book Review: Rahasia Hati by Dian Purnomo

.
BOOK review
Started on: 23.March.2012

Finished on: 24.March.2012

Rahasia Hati by Dian Purnomo 

Judul Buku : Rahasia Hati
Penulis : Dian Purnomo
Penerbit : Bukune
Tebal : 316 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 40 000 (bukune.com)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 


"Gwen segera terbangun. Rupanya, dia tertidur dan bermimpi bertemu Badai. Dia tidak habis pikir, kenapa Badai tidak pernah benar-benar pergi dari kepalanya, bahkan ketika dia berada di luar kesadaran, bahkan ketika dia sedang menyukai orang lain.
 Masihkan Badai seberarti itu, bahkan setelah Tristan hadir dan mengisi hari-harinya?"


Kisah ini dimulai dengan seorang perempuan bernama Gwen, yang baru saja memutuskan hubungannya dengan seorang lelaki bernama Badai - padahal keduanya sudah hampir menjejaki tahap pernikahan.  Badai, adalah seorang lelaki petualang yang selalu menjelajah satu negara dan negara yang lain; seorang traveler. Sedangkan Gwen adalah seorang perempuan yang memiliki trauma pribadi yang membuatnya berkeliling dunia bersama Badai hal yang mustahil. Saat itulah, keduanya memutuskan untuk berpisah secara baik-baik; dengan kepercayaan bahwa suatu hari mereka berdua akan bersatu kembali.

Semenjak berpisah dengan Badai, dan lelaki itu melanjutkan petualangannya, Gwen mempunyai misi baru dalam hidupnya. Ia tertarik untuk melakukan sebuah kegiatan sosial yang berhubungan dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Misinya ini, membawanya bertemu dengan seorang lelaki bernama Tristan; orang yang cukup berpengalaman dalam bidang yang sedang ingin diketahui oleh Gwen. Pertemuan itu membuat Gwen mengenal Tristan lebih jauh, melihat sosok lelaki yang smart dan bijak. Dan entah bagaimana, Gwen merasa ia juga melihat sosok Badai dalam seorang Tristan. Entah bagaimana pula, perlahan-lahan Gwen mulai mencintai Tristan, tanpa tahu apa yang dirasakan oleh lelaki itu.
 


"Diam-diam, dia masih memikirkan apa dirinya untuk Tristan. Di satu sisi, dia ingin tidak peduli, tapi entahlah, dia belum bisa berada di titik itu.... Dia ingin mencoba mencintai Tristan tanpa tendensi apa pun di belakangnya. Namun, kenyataannya sulit sekali. Selalu muncul harapan-harapan untuk bisa menjadi lebih dari sekadar teman."


Di saat Gwen sedang terombang-ambing dengan perasaannya terhadap Tristan, Gwen menjalankan misinya untuk memberi pendidikan kepada anak-anak yang terpaksa hidup di jalan. Dalam suka-duka menjalankan misinya, ia mendapatkan banyak bantuan dan dukungan. Salah satu dukungan itu datang dari Badai; lelaki yang masih terus memiliki tempat yang istimewa dalam hati Gwen. Lalu apakah yang akan menjadi pilihan hati Gwen? Akankah ia kembali pada Badai yang selalu ada untuknya, meskipun lelaki itu tidak selalu berada di sampingnya; ataukah memilih Tristan lelaki yang sudah menggetarkan hatinya?



"Apakah dia akan berakhir dengan Tristan- atau pada akhirnya berani memutuskan untuk hidup bersama Badai- ataukah akan menemukan seorang laki-laki lain yang membuat hidupnya penuh dengan senyuman?"


"Gwen berkali-kali menghela napas. Dia bertarung antara rasa cintanya pada Badai dan kehidupan nyaman yang dimilikinya saat ini. Juga Tristan yang tahun-tahun belakangan ini mengisi kekosongan hatinya dengan berbagai rasa, seperti yang dulu pernah dirasakannya pada Badai."


Baca kisah selanjutnya di Rahasia Hati.




Sebenarnya ini pertama kali aku membeli novel bertema romance dari penerbit Bukune. Beberapa tahun yang lalu, aku mengenal penerbit Bukune sebagai penerbit yang hanya menerbitkan buku-buku humor yang konyol. Dan ini juga pertama kalinya bagiku membaca karya Dian Purnomo :)) 

Plot cerita yang diambil kisah ini mungkin sudah cukup umum, tentang seorang perempuan yang dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit; yaitu mencintai dua lelaki. Akan tetapi, novel ini tidak hanya melulu fokus pada kisah cintanya saja. Meskipun aku tidak banyak menjelaskannya pada ringkasan plot, sebenarnya buku ini banyak mengulas tentang kisah Gwen yang berjuang keras melakukan misinya: memberi pendidikan kepada anak-anak yang tinggal di jalan. Selain tentang kisah cinta, aku juga mendapatkan banyak pelajaran dari buku ini - yang tentu saja menambah nilai plus dari buku ini. Karakter favoritku dalam buku ini tentu saja: Badai. A very sweet, loving guy. Entah mengapa karakter Badai dalam cerita ini terasa sempurna; apalagi jika dibandingkan dengan karakter Tristan yang menurutku plin-plan dan tidak jelas. ;P

Overall, mungkin sebenarnya bisa lebih baik lagi. Cerita tentang perasaan-perasaan yang dialami Gwen, Badai, dan Tristan sepertinya bisa ditelusuri lebih dalam lagi. Meskipun begitu, still a good book to read :))
 
3/5 stars
by.stefaniesugia♥ .

Movie Adaptation Teaser Trailer: The Host (by: Stephenie Meyer)

.


 Movie Adaptation Teaser Trailer: The Host (by: Stephenie Meyer)
 
The Host by Stephenie Meyer 

Anyone read the book yet? :) I have, and I'm so excited for the movie adaptation! Compared to Twilight, I would say that I love The Host much much more. And so that's the reason why I'm anticipating the movie, while I only watched Twilight movies up to New Moon (I think). For those of you who haven't read this, I'll share a little bit about the book.

The Host is a sci-fi love story, which introduce us to a new world; a world which is being taken over by aliens named Souls. The Souls are taking over human body, erase the human, and claim the body and mind. When Wanderer - a soul  - is being inserted into a human body named Melanie, the soul started having various emotions and memories. Realizing that it has not fully claimed Melanie's body. And so, Melanie and Wanderer (which is known as Wanda later on), shared the same body - with two minds.

Melanie had a lover named Jared, who's a rebel human and hasn't been taken over by Souls. Knowing that Melanie has been taken over, Jared holds a grudge against Wanda. While Ian, also a human rebel, starts to grow a liking towards Wanda. This cause a confusion between the three of them; you can somehow call it a love triangle. Because even though Jared and Ian loved different people, they're loving the same body.

And trust me, this book doesn't talk about romance only. There are plenty of actions and excitement related with the rebels and the Souls. For me, I absolutely love every bit of this book! I remembered I used to stay up all night just so I can read more of this book. I read this book back in 2009, but I can still remember all the feelings I've got from it. Amazing book ♥♥


And here's the cast for The Host. I guess this is pretty much fixed already. And I was so so so disappointed with the casting for Ian. :"( Ian is my most favorite character in the book; but I didn't really found him in Jake Abel. He's suppose to be this warm and sweet guy, but how can it be Jake Abel? *sigh* But what can I do, I just hope the movie turns out the way I expected.

Are you anticipating the movie adaptation for this book too ? :))



by.stefaniesugia♥ .

Saturday, March 24, 2012

Movie Adaptation Review: The Hunger Games

.

MOVIE ADAPTATION of The Hunger Games
read my book review on The Hunger Games by Suzanne Collins 
see the movie trailer in my older post here

HAPPY HUNGER GAMES. May the odds be ever in your favor.


GOSH. I guess no one will know how excited i was when i heard The Hunger Games premiered in my city! I was already over-excited when my friends started putting up status saying they're watching The Hunger Games, and how great the movie was, and all of that. Makes me want to go at that moment. And fortunately, the day after the premiere was a holiday! So i asked my parents to go watch it with me :):) Which is why I'm very thankful to both of them. If it weren't for them, I might have waited for the DVD to be released. So here's a non-spoiling, just-an-opinion review by me about the movie adaptation for the great series of The Hunger Games.
#Anyway, sorry for the lack of screencaps because it's not a DVD, which means I can't screencap it using my computer. So, bare with the teaser pictures. ;P


First of all, the plot. Of course there were many scenes skipped; a usual thing for a movie adaptation. I guess they're having a lot of thought on how to make audience understand the whole thing about The Capitol, Districts, and The Hunger Games; especially for those who didn't read the book. Since I finished reading the series already, the movie is a familiar thing to me, I kind of know everything- from beginning to end. But I think people will understand it just as well even without reading the book. I asked both my parents and thankfully they understood the movie pretty well. I'm just a little bit disappointed because Katniss-Peeta moments doesn't show much in the movie :( And also there's not much action in the movie; a lot of killing, but the action only comes occasionally.


As for the characters in the movie, i LOVE Jennifer Lawrence! I know that she has a very bright and bubbly personality off-screen, but in this movie she's definitely a Katniss Everdeen. Her swiftness and her shooting ability was very well seen. I always love it when she shoots the arrow. And of course, I won't forget Josh Hutcherson as Peeta Mellark; my favorite character in the book. I absolutely love it so much when I saw him smile in screen. He has this really cute smile that I can't get enough of. Liam Hemsworth doesn't get that much part, just like the book, but he showed a pretty nice character as Gale. Another character to love would be Alexander Ludwig as Cato! I really don't care that much about him being the bad guy; because every time he's on screen, I just couldn't take my eyes off him. Sorry, can't help it... And President Snow... He's exactly how I imagined him to be. Donald Sutherland is the right guy.

Overall, even though of course there's a little bit disappointment with the movie adaptation (as always, it never captures the original book completely) I still think the movie was awesome! The casting is perfect. And more importantly, I enjoyed every bit of it. I do hope this will keep up (or be even better) in the next movie: Catching Fire. #Here's a picture of smiling Josh/Peeta for my personal pleasure. haha. so sorry for the photo madness in this post.


And for those who roots for Katniss-Peeta couple, the official name would be Team Peeniss; which is a pretty awkward name. LOL. But Josh Hutcherson confirmed. #TeamPeenis yay! So that's about all I've got to say about the movie. I don't want to spoil anything for those of you who haven't seen it. Happy Hunger Games!




by.stefaniesugia♥ .

Friday, March 23, 2012

Book Review: Please Look After Mom by Kyung-Sook Shin

.

BOOK review
Started on: 20.March.2012
Finished on: 22.March.2012 


Title : Please Look After Mom
Author : Kyung-Sook Shin
Publisher : Phoenix
Number of Pages : 216 Pages
Year of Publication : 2012
Price: $10.17 (amazon.com)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Your heart was beating so loudly that you could hear it. You were afraid to look behind you. The moment when you had to confirm that you’d left your wife in Seoul Station, that you’d boarded the train and travelled one stop… 
If you had turned around to check whether she was there as you got on the car, would things have turned out this way?

This is a haunting story of a family. Children who just lost their mother, a man who just lost his wife. The children are all living in Seoul; and it was time for their parents to visit them from the countryside. Unfortunately, when their father got on the train to Seoul, their mother was left behind at the station. They were not able to find their mother in the station. That was when their mother, Park So-Nyo, was declared missing.

As they were doing everything they can to find their mother, the story tells the heart-breaking story of this family. Starting from Chi-Hon, the eldest daughter who became a successful writer. She started to remember how she treated Mother the way she shouldn’t have. Making her realize all the suffering her mother had gone through all these time. Realizing all the sacrifices a mother made, for her children.

“… I don’t like or dislike the kitchen. I cooked because I had to. I had to stay in the kitchen so you could all eat and go to school. How could you only do what you like? There are things you have to do whether you like it or not…. 
If you only do what you like, who’s going to do what you don’t like?”

There’s also the story of the first and eldest son: Hyong-Chol; who was desperately looking for his mother, getting clues and hints time after time, but kept failing over and over again. Hyong-Chol then remembered too, how his mother had endured such hardships through her life; never complained once even though disease and sickness are eating her up. He also realized that somehow he made Mother felt guilty, because Hyong-Chol wasn’t able to fulfill his dream to become a prosecutor. And Hyong-Chol too, now realized and remembered all the sacrifices Mother had done for him. Realizing how Mother have loved him so much.

“He thought that, at her age, Mother would have ailments and illnesses. His sister ruefully told him that Mother seemed to be fainting from her headaches, but when he called home Mother answered warmly,
‘Hyong-Chol!’ When he asked, ‘Is anything going on?’ Mother laughed and said,
‘I wish there was something going on! Don’t worry about us… Take care of yourselves.’
“He never became a prosecutor. Mother always called it his dream, but he hadn’t understood that it had been Mother’s dream, too… He realizes that Mother has lived her entire life believing that she was the one who held him back from his dream.”
“When I first put shoes on you, I was really excited. When you toddled over to me, I laughed so much; even if someone spilled out a heap of gold and silver and jewels in front of me, I wouldn’t have laughed like that.

Even the story of Father, So-Nyo’s husband, was told. They got married without even knowing each other during the war. And their relationship throughout their life was odd and awkward. Even though So-Nyo did everything she should as a wife, Father never appreciated nor pay attention to her. When she got sick, Father never had the urge to buy her medicine. He realized how much his wife had done for him; realized that he never treated her good enough, even though she had given so much.

"Before she went missing, you spent your days without thinking about her. When you did think about her, it was to ask her to do something, or to blame her or ignore her. Habit can be a frightening thing.”
“… You didn’t know that one day you would miss your wife’s nagging, which used to go in one ear and out the other.

But now you can’t hear anything, even though you got off the train and went into a blood-sausage-soup house nearby and had a glass, just so you could hear that nagging when you get home.”
Where are you? If your wife would just come back, you would make not only seaweed soup but also pancakes for her. Are you punishing me? Water pools in your eyes.”

This book is a story how So-Nyo's family discovered what their Mother desires and hope for her family. A story that tells the relationship in a family, between a mother and her children. 

"Even if everyone in the world forgets, your daughter will remember. That your wife truly loved the world, and that you loved her."

I have to honestly say that this story makes my heart ache so much. Even though the character Mother didn't show up a lot in the story, it feels like I know her character deeply; I feel her passion and love as a mother towards her children. And of course, reading this story reminds me of my own Mother, and thought of all the times I didn't treat her the way I should have. Definitely an incredible book, a well-written story and deep with emotions as well.


For me, the most wonderful thing about this book is how the story is written from various perspectives. In the beginning, the story was told in second-person point of view; and then in the next chapter changed to third-person point of view, and there's also a part with first-person point of view. I've never read any other book written this way before, and I'm sure it's not an easy thing to do. Written in various perspectives, the emotions in the book are described so well, especially in the second-person point of view - because I felt like I'm Mother's child too

There are so many things I learned through this book. One thing is that you always have to respect and appreciate your parents, especially your Mother. We should do so, before it's too late and all that's left for us is regret


"Sister. Do you think we'll be able to be with her again, even if it's just for one day? Do you think I'll be given the time to understand Mother and hear her stories and console her for her old dreams buried somewhere in the pages of time?


If I'm given a few hours, I'm going to tell her that I love all the things she did, that I love Mother, who was able to do all of that, that I love Mother's life, which nobody remembers. That I respect her."



and anyway, I want to congratulate Kyung-Sook Shin for winning Man Asian Literary Prize with Please Look After Mom :):) She's also the first woman to win this prize! :) 

This book is also available in Indonesian language; the book is published by Gramedia.



5/5 stars
by.stefaniesugia♥ 
.

20,000+ Pageviews!

.

my blog finally reached its' 20,000 pageviews :) and actually i posted this just so i could rant a little bit in my blog. i don't know why i wanted to do that... just felt like writing in the morning. so i just finished with my mid-semester exam yesterday! my feeling is a mix of happy and sad at the same time. happy because it was over, and i got some good grades too for some classes. sad because there's no long holiday after that horrible torture :"( and i also messed up a presentation yesterday... *sigh* the lecturer was harshly commenting on my work, saying it was effortless and stuff. i hope i'll be able to do better in the semester exam. 

back to this blog: i have to say i really enjoyed being a book-blogger all these months; it's probably been about 5 or 6 months already. reading and writing have both made me very happy. and so book blogging naturally becomes a hobby for me too. anyway, i'm really glad to be able to go up to this point. and i will keep reading and writing. i hope my blog will be useful for everyone who reads it :))

coming up at 8:30 AM: book review on Please Look After Mother by Kyung-Sook Shin.
anticipate event: Free Book Giveaway at the end of March


 
by.stefaniesugia♥ .

Tuesday, March 20, 2012

Book Review: Now and Then by Ann Arnellis

.
BOOK review


Started on: 16.March.2012
Finished on: 19.March.2012 

Judul Buku : Now and Then
Penulis : Ann Arnellis
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 310 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 43 000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

"Apa yang salah dengan bermata sipit dan berkulit putih? Apa yang salah jika aku mengimani Tao? Lian tidak habis pikir. Kini, kemarahan itu bercampur dengan rasa rendah diri. Ia memang bukan Cina kaya seperti yang banyak bertaburan di Semarang. Tak pantas jika ia berdampingan dengan seorang lelaki Jawa kaya. Ora ilok."


Cerita ini bermula dari seorang perempuan bernama Sui Lian, atau lebih sering dipanggil sebagai Lian. Ia adalah seorang gadis keturunan Cina yang hanya tinggal berdua dengan Ayahnya yang berjualan Mi Ayam di pasar. Ia juga bekerja di sebuah toko buku karena keinginannya untuk terus belajar yang tidak tersampaikan. Pekerjaannya di toko buku itulah yang membawanya bertemu dengan seorang lelaki unik yang membuatnya penasaran.

Lelaki itu bernama Pras. Ia adalah lelaki Jawa yang sungguh menarik perhatian karena sifat anti-plastiknya yang kuat demi menjaga keselamatan lingkungan. Hari itu Lian memberikan senyuman pertama untuk Pras, namun tidak dibalas oleh lelaki itu. Akan tetapi pertemuan mereka tidak berhenti di situ, hubungan keduanya berlanjut dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya yang tentu saja terasa berkesan bagi keduanya. Tanpa mereka sadari, sebuah perasaan yang istimewa sudah timbul dalam hati mereka masing-masing.


"Lian tidak tahu, jatuh cinta tidak membutuhkan syarat perkenalan yang dalam. Jatuh cinta datang begitu saja.... Tidak perlu alasan besar. Untuk Lian, mungkin ia jatuh cinta hanya karena Pras menolak plastik. Itu saja."


Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka pun semakin dekat. Ayah Lian yang sudah merasa cukup berumur mulai berpikir bahwa mungkin sudah saatnya bagi anak perempuannya untuk menikah. Begitu pula halnya dengan keluarga Pras, yang selalu memikirkan anak bungsu mereka, anak laki-laki satu-satunya yang sudah mencapai usia 30 tahun namun belum juga menikah. Keluarga Pras memutuskan untuk membawa seorang gadis cantik dari Jakarta bernama Mita untuk diperkenalkan kepada Pras. Dan ketika Ibu Pras mengetahui hubungan anaknya dengan Lian, gadis keturunan Cina itu, responnya tentu saja tidak baik; seperti yang sudah diduga oleh Pras sebelumnya.


"Pras tersenyum sendiri. Baiklah, ia mengakui sekarang dengan yakin. Ia menyukai Lian... Pras hanya sedikit cemas kalau ia akan tersandung kesulitan dari luar."


Lalu bagaimana akhir kisah percintaan antara Lian dan Pras? Akankah mereka berhasil melampaui jarak suku dan kebudayaan di antara mereka, ataukah menyerah?

Baca kisah lengkapnya di Now and Then :)


Hal pertama yang harus aku katakan tentang buku ini adalah desain sampulnya yang luar biasa berkesan dan manis sekali! Ini pertama kalinya aku benar-benar tertarik untuk mencari tahu nama desainer sampul sebuah buku; meskipun GagasMedia sepertinya sudah terkenal dengan desain sampulnya yang selalu menawan. So I have to say, "you did a great job, Jeffry Fernando!" :)

Kembali pada isi buku ini sendiri, ini pertama kalinya aku membaca karya Ann Arnellis (yang awalnya aku kira adalah penulis luar, bukan penulis lokal). Dan sebenarnya tema yang diambil cukup menarik; yaitu tentang kisah cinta dua orang yang mempunyai perbedaan suku dan latar belakang. Cara penulisannya dan pembawaan ceritanya sudah cukup baik; hal yang aku sayangkan sepertinya hanya plot ceritanya. Awal cerita ini dimulai dengan pendekatan antara Lian dan Pras - namun bagian ini sepertinya terlalu panjang dan terasa sedikit datar; tanpa excitement atau perkembangan yang terlalu berarti. Oleh karena cerita tentang pendekatan yang terlalu panjang, inti cerita tentang perbedaan suku itu justru tidak terlalu terlihat. Hal itu juga membuat penyelesaian masalahnya terasa terlalu cepat dan apa adanya. Aku jadi sedikit kurang puas dengan endingnya :(

Meskipun begitu, dilihat dari cara penulisan yang cukup menarik, i'm looking forward to Ann Arnellis' next work :)

3/5 stars


by.stefaniesugia♥ 
.

Friday, March 16, 2012

Book Review: Maryam by Okky Madasari

 .
BOOK review
Started on: 13.March.2012
Finished on: 15.March.2012

Maryam by Okky Madasari

Judul Buku : Maryam
Penulis : Okky Madasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 275 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 66.300 (gramediashop.com)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Maryam kini paham kenapa Bu Ahmad yang dulu sangat baik kepadanya kini dingin dan pura-pura tak kenal. Tapi kenapa? Kenapa semuanya bisa berubah seperti ini? Di mana tetangga-tetangga yang penuh keramahan, yang jauh dari segala kemarahan?"

Kisah tentang Maryam bermula saat ia kembali ke kampung halamannya setelah pernikahannya di Jakarta gagal dan berakhir dengan perceraian. Ia pulang kembali dengan penuh perasaan ragu; sedikit banyak karena ia malu dan takut bertatap muka dengan orangtuanya - yang sudah sejak lama memperingatkannya, dan yang mereka katakan ternyata terwujud menjadi sebuah kenyataan yang menyakitkan bagi Maryam. 5 tahun yang lalu, Maryam memutuskan untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Alam. Hubungan mereka tidak disetujui oleh kedua orangtua Maryam karena perbedaan kepercayaan. Namun Maryam berkeras hati dan tetap menikah; membuat kedua orangtua Maryam terluka dan menganggap Maryam menghilang.

"Maryam punya dua pilihan: menjadikan Alam seorang Ahmadi atau meninggalkan Alam selamanya.... Maryam menolak keduanya. Ia memilih pergi. Masing-masing menyimpan amarah. Maryam menikah dengan Alam tanpa memberitahu orangtuanya lagi."

Keluarga Maryam sudah menjadi seorang Ahmadi sejak Kakek Maryam bertemu dengan seorang Dai; dan kepercayaan itu diteruskan hingga Maryam. Di kampung halamannya, ada beberapa yang memiliki kepercayaan yang sama seperti keluarga Maryam. Akan tetapi, tidak jarang Maryam mendengar cercaan orang yang mengatakan bahwa ia adalah orang sesat. Seiring berjalannya waktu dan penegasan dari orangtuanya, Maryam mulai terbiasa dengan kata 'sesat'.

 Ketika Maryam kembali menginjakkan kakinya di desa Gerupuk, kampung halamannya itu, ia disambut oleh kenyataan yang luar biasa kejam. Kenyataan bahwa keluarganya telah diusir dari rumah mereka, dipaksa pergi meninggalkan kampung halaman mereka. Semuanya oleh karena kepercayaan mereka, dan status mereka sebagai Ahmadiyah.

"Maryam kini tahu, apa yang telah dilakukannya, segala yang telah dialaminya, tak berarti apa-apa dibandingkan dengan segala hal yang telah dialami keluarganya. Pengusiran, penghinaan, pengucilan, segala macam penderitaan yang tak pernah Maryam bayangkan."

Maryam berkumpul kembali bersama keluarganya di desa Gegerung, tempat tinggal baru bagi orang-orang Ahmadi yang terusir. Keluarga Maryam telah membangun kembali kehidupan mereka yang sempat hancur berantakan, dan mereka telah mengikhlaskan semuanya. Kembalinya Maryam semakin menambah kegembiraan keluarga mereka. Apalagi ketika Maryam bersedia dijodohkan dengan seorang lelaki yang berasal dari keluarga orang Ahmadi.

Akan tetapi masihkah mereka bisa berbahagia ketika keluarga Maryam lagi-lagi harus diusir karena kepercayaan mereka sebagai orang Ahmadi? Mereka lagi-lagi harus kehilangan rumah tinggal dan tinggal di pengungsian. Terus-menerus diserang oleh orang-orang yang membenci kepercayaan mereka. Apakah yang akan dilakukan Maryam? Mempertahankan kepercayaannya atau menyerah.

"Benarkah sudah tidak ada lagi yang bisa kami harapkan di negeri ini? Kami hanya ingin pulang. Ke rumah kami sendiri. Rumah yang kami beli dengan uang kami sendiri.... Kami hanya ingin bisa pulang dan segera tinggal di rumah kami sendiri. Hidup aman. Tak ada lagi yang menyerang."

Buku ini adalah kisah tentang kepercayaan, dan perjuangan hidup orang-orang Ahmadi.
Baca kisah lengkapnya di Maryam.


Maryam adalah karya kedua Okky Madasari yang sudah aku baca setelah 86. Dalam karyanya yang kali ini, Okky Madasari membahas tentang Ahmadiyah - yang ditulis dan diceritakan dari sudut pandang orang-orang Ahmadi. Ketika membaca bagian awal buku ini, aku yang sama sekali tidak tahu apapun tentang Ahmadiyah menjadi sangat bingung dan tidak mengetahui arah cerita ini. Dari kisah ini, diceritakan bahwa keluarga Maryam sering melakukan pengajian seperti yang dilakukan oleh orang-orang beragama Islam. Akan tetapi, seiring berjalannya cerita, perlahan-lahan aku mulai menyadari bahwa Ahmadiyah adalah sebuah aliran agama Islam yang berbeda; karena kepercayaan ini dianggap sebagai sesuatu yang sesat oleh orang beragama Islam.

Sekilas tentang Ahmadiyah bagi yang juga belum pernah mendengar sebelumnya (info ini aku dapatkan berdasarkan pencarian lewat internet. Kalau ada yang salah mohon dimaafkan dan diralat) . Ahmadiyah adalah gerakan agama Islam yang dimulai oleh Ghulam Ahmad (disebutkan juga di dalam buku). Dan orang-orang Ahmadi ini mempunyai kepercayaan bahwa Ghulam Ahmad adalah Isa al Masih yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW. Kepercayaan ini kemudian menimbulkan banyak kontroversi dan dianggap sesat; dan telah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI): "Aliran Ahmadiyah, baik Qodiyani ataupun Lahore, sebagai keluar dari Islam, sesat dan menyesatkan". Bagi yang tertarik untuk baca lebih lanjut, silahkan baca lewat sumber :)

(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyyah)

Kembali pada novel Maryam sendiri, aku sudah menyukai gaya penulisan Okky Madasari semenjak membaca 86. Aku sendiri bukan tipe orang yang begitu menyukai tema-tema sejenis ini, tetapi cara Okky Madasari menyampaikan ceritanya begitu mengalir dan membuatku tidak bisa berhenti membaca. Buku ini membuatku melihat kasus Ahmadiyah ini dari sisi yang berbeda; dari sisi orang-orang Ahmadi yang memegang teguh kepercayaan mereka. Sedangkan masyarakat lain malah dengan kejam mengusir dan menyerang mereka tanpa belas kasihan sedikitpun. Kisah ini membuatku belajar untuk tidak bertindak sembarangan tanpa memikirkan akibat dari tindakan tersebut.

Berhubung aku mendapatkan autographed-copy buku Maryam ini, ada pesan dari Okky Madasari yang sangat berkesan di halaman depan. Aku juga ingin membagikan pesan dari sang penulis kepada semua yang akan membaca buku ini:

"Selamat membaca dan turut menyuarakan yang tak bersuara." - Okky Madasari

by.stefaniesugia♥
.

Wednesday, March 14, 2012

Movie Adaptation Review: Snow Flower and the Secret Fan

.
MOVIE ADAPTATION of Snow Flower and the Secret Fan

just finished watching the movie! and i'd have to say there are things that i didn't expect before. the story is basically similar with the book - but much much more simplified and feels fast forwarded; it's understandable considering the deep and emotional story in the book will be longer than a 2-hour movie. the unexpected thing was, there are additional characters in the movie which are not included in the book. the movie started with two bestfriends: Nina and Sophia. it was told in the movie that Sophia was the great-great-great-grand-daughter of Snow Flower, the main character in the book. it was also told how Nina and Sophia have lost contact for quite a while. until Sophia got into an accident and Nina got the see her long-lost bestfriend, who has even become her sworn sisters. along the movie, the story shifted between Nina and Sophia to Lily and Snow Flower. for me, i think the movie wanted to deliver the message of comparison between the two pairs; especially how the cast for Nina and Sophia is identical with Lily and Snow Flower. the story of Lily and Snow Flower is basically same with the book, beginning with how they became laotong and continued to grow up becoming a lady, then got married.


there are some parts in the book that are not shown in the movie. i think they skipped so many scenes in the book, because i think the focus is more towards Nina and Sophia. the movie didn't really show how women were treated back then in China. for me personally, the movie is too focused with the sworn sister relationship, and didn't get deep into the Chinese cultures and traditions. the one thing that amazed me the most from the movie, is how the main character who played Nina and Lily could be very different yet still the same person. while being Lily, her act is very feminine and lady-like; and as Nina, she's this kind of modern-successful-woman type with fluent English. same thing with the cast for Sophia/Snow Flower. and they're both really pretty too :))


i also think the movie plot is quite flat. actually the book is kind of the same, because the whole thing is like story-telling. but in the book, there are many descriptions about the feelings and emotions; while the movie didn't have those. considering i have read the book and know the details of the real story, i understood the movie well and know the emotions involved. but i'm trying to think from the point of view of people who haven't read the book and saw this movie. i think they wouldn't really grasp the idea of how important and deep the relationship of laotong is, and what they have gone through during those times. but i know it's a very difficult thing to fully transform a book into a movie, and i really appreciate the actresses beautiful effort. below is the pair comparison that i really want to show :) same people, different era; that's what this movie is about. i kind of got the idea that Nina and Sophia are the descendants of the Lily and Snow Flower pair to amend their old regrets.


overall, even though the whole movie was really gloomy and sad, and even though the movie didn't really deliver the essence of the book really well, i think it's a pretty nice movie. i guess it might be a little boring for some people because of the flat story plot and not much excitement. but i still appreciate it all the same :) love the two actresses: Bingbing Li and Gianna Jun :)



by.stefaniesugia♥ 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...