photo wishlist_zps2544b6d7.png

Wednesday, January 9, 2013

Book Review: Camar Biru by Nilam Suri

.
BOOK review
Started on: 27.December.2012
Finished on: 29.December.2012


Judul Buku : Camar Biru
Penulis : Nilam Suri
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 279 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 38,250 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4.5/5

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Gue nggak pernah merasa kehadiran gue adalah sesuatu yang menguntungkan buat anak itu. Malah sebenarnya, gue merasa Nina itu agak sial karena yang ada di hidupnya cuma gue. Gue yakin kalau boleh milih, dia akan milih Sinar, atau Narendra. Atau mungkin kedua orangtuanya. Tapi sayangnya, yang terus ada cuma gue."
Camar Biru adalah lambang sumpah yang telah dibuat oleh dua orang sahabat: Ariya Namarina dan Surya Praditha - atau keduanya lebih sering disebut Nina dan Adith. Sumpah tersebut mereka buat dalam keadaan mabuk, saat Nina bertanya kepada Adith bagaimana jika tidak ada lelaki yang mau dengannya. Saat itulah, Adith membuat perjanjian dengan Nina - bahwa jika sepuluh tahun kemudian Nina belum menikah, Adith-lah yang akan menikahinya. Dan mereka sampai kepada hari itu, sepuluh tahun sejak sumpah itu diucapkan oleh keduanya. Nina belum juga menikah, dan mereka memutuskan untuk menepati sumpah itu.

Persahabatan mereka bermulai jauh sebelumnya; saat mereka masih kecil, saat mereka masih membentuk bujur sangkar yang utuh - saling melengkapi. Narendra (kakak Nina) dan Sinar (kakak Adith) adalah sahabat baik sejak lama, oleh karena itu Nina dan Adith pun turut masuk ke dalam lingkar persahabatan itu. Akan tetapi sebuah tragedi yang mengenaskan menghancurkan segalanya; saat Narendra mengalami kecelakaan bersama dengan Nina - namun hanya Nina yang selamat. Hari itulah kegelapan datang menyelimuti kehidupan Nina yang manis seperti putri gulali. Ibu Nina menyalahkannya atas kematian Naren - anak kesayangannya; membuat Nina harus pergi dari rumah. Sinar yang juga mengalami kesedihan mendalam atas kematian sahabat terbaiknya memutuskan untuk pergi ke London dan melanjutkan studi-nya. Yang masih tetap tinggal bersama Nina hanya Adith - sahabat terbaik yang selama ini sudah menyimpan perasaan istimewa untuk Nina.
"Bahwa manusia bisa tetap menangis walau tanpa air mata.
Bahwa hati bisa saja berhenti berfungsi, tetapi tetap nyeri. Jantung bisa saja terasa meledak, tetapi ternyata tetap berdetak.
Bahwa ternyata kita bisa mati walau tetap hidup."
Kisah ini menceritakan tentang Nina dan Adith - dan juga masa lalu mereka. Keduanya mau tidak mau harus menemui orangtua Nina - yang sudah beberapa tahun tidak pernah Nina jumpai - untuk memberitahu rencana mereka untuk menikah. Dan Adith juga tidak pernah tahu bahwa di samping kenangan tentang kematian Narendra, Nina masih punya kenangan buruk lain; yang membuatnya seringkali bermimpi buruk. Perlahan-lahan, semuanya terungkap di hadapan Adith - bahkan nyaris mengancam hubungan persahabatan di antara mereka. Akankah mereka bisa menempati sumpah camar biru mereka?

 Baca kisah selengkapnya di Camar Biru.

Ini adalah pertama kalinya aku membaca karya Nilam Suri; dan awalnya aku sedikit ragu saat akan membeli buku ini. Akan tetapi setelah melihat beberapa review yang cukup baik di goodreads, akhirnya aku memutuskan untuk membeli dan membacanya. Dan karya pertama Nilam Suri yang kubaca ini telah meninggalkan kesan yang sangat baik. Jujur saja, awalnya aku sedikit bingung dengan alur cerita jenis apa yang akan kubaca saat membaca bab pertamanya (bab pertama yang berhasil membuat penasaran dan membuatku bersemangat). Semuanya dimulai dengan kenangan camar biru dan sumpah mereka; dan Adith menyatakan bahwa sumpah tidak boleh dilanggar - karena itulah mereka memutuskan untuk menikah. Pada poin itu, aku bertanya-tanya dalam hati: "Lalu apa yang akan menjadi masalahnya?"

Buku yang ditulis dengan dua sudut pandang ini (sudut pandang Adith dan Nina), alurnya memang tidak menyuguhkan banyak konflik besar - bahkan bisa dikatakan alurnya terasa cukup datar untukku. Fokus utama cerita ini adalah mengungkapkan masa lalu Nina dan Adith, menguak kegelapan yang ada dalam kehidupan Nina dan juga hubungan Nina-Adith yang menurutku super-unyu. Mengesampingkan fakta bahwa konflik dalam buku ini tidak banyak, entah mengapa aku merasa sangat menikmati ceritanya; setiap potong masa lalu dalam kehidupan Nina dan Adith seolah membuatku mengenal mereka lebih dalam lagi. Selain itu, mungkin aku hanya merasa senang dan terhibur dengan karakter yang ada dalam buku ini; membuatku ingin menikmati chemistry Nina-Adith lebih lama lagi. I love the mood of this book.

Salah satu hal lain yang membuatku sangat menyukai buku ini adalah gaya penulisannya yang manis dan mengalir dengan baik sekali. Apalagi lirik-lirik lagu yang ada pada awal setiap bab semakin menambah emosi yang ingin disampaikan dalam cerita ini. Oleh karena itu, aku sangat menanti-nantikan karya Nilam Suri yang selanjutnya agar bisa menikmati kembali tulisannya. Overall, it's a great book! Meskipun sebenarnya aku berharap ending-nya bisa lebih kuat, tetapi sepanjang membaca buku ini, aku merasa sangat terhibur dan tidak bisa berhenti membaca. On the last note: I loveee Adith! I wish I had a childhood bestfriend like him ;)
 
 
by.stefaniesugia♥ .

4 comments:

  1. will buy this book :D

    http://japobsganbare.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. thank you udah baca, dan makasih banyaaak untuk review-nyaaa :D

    ReplyDelete
  3. Halo-halo ^^ salam kenal :D sebelumnya aku hanya jadi silent reader, sekarang akan dimulai untuk "nimbrung" di blogmu ^^

    Sejujurnya, blogmu sangat membantu ^^ apa lagi dalam urusan pemilihan novel gagas , aku sering ketipu dengan cover yang bagus,tetapi isinya diluar harapan. makanya suka buka blogmu dulu,baru beli :D dan kebetulan seleraku hampir sama dengan kamu :D hehe

    Mohon maaf, komen nya gak nyambung sama review ini, selanjutnya, aku akan komen yang sesuai dengan isi ^^

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...