photo wishlist_zps2544b6d7.png

Thursday, October 13, 2011

Book Review: Ayahku (Bukan) Pembohong

 BOOK review

Started on:  10.October.2011
Finished on: 13.October.2011

finished reading Ayahku (Bukan) Pembohong just now. it was AMAZING! i really didn't expect much from this book at first, even though i've read one of Tere-Liye's works and was quite impressed by it. it took my 3-4 days to finish reading this book; because i have many assignments to work on; but towards the end of the book i literally can't stop reading. the book got me along on a very emotional ride with the story, and the ending is just WOW. i can't think of a better ending for this book. i cried in the end; because the author really wrap things beautifully. so here's the review (in indonesian):

----
kisah ini adalah tentang Dam; seorang lelaki yang dibesarkan dalam keluarga sederhana; terlebih lagi, ia dibesarkan menjadi seorang lelaki yang baik, berdisiplin, dan bertingkah laku sopan oleh kisah-kisah yang diceritakan oleh ayahnya sejak kecil. umur Dam sudah 40 tahun, dan sudah 20 tahun lamanya ia tidak lagi mempercayai cerita-cerita ayahnya. ketika ayahnya mulai mengisahkan cerita yang sama kepada dua anaknya (Zas dan Qon), Dam kembali teringat pada masa kecilnya.

Dam yang masih kecil tumbuh besar dengan mempercayai seluruh cerita Ayahnya. Dam pun percaya ketika ayahnya berkata ia bersahabat baik dengan Sang Kapten - idola sepakbola Dam, dan juga idola murid-murid lain di sekolah. ayahnya juga berkisah tentang petualangannya pergi ke Lembah Bukhara; dimana ia memakan buah apel emas yang pohonnya hanya berbuah sepuluh tahun sekali. Ada pula petualangan ayahnya ketika bertemu dengan Suku Penguasa Angin; yang menggembala dengan mengendarai layang-layang raksasa. saat Dam menceritakan pada teman-temannya, tidak ada satupun yang percaya dan berkata itu semua adalah fantasi dan dongeng belaka. ketika itu, Dam selalu berkata "Ayahku bukan pembohong."

namun ketika Dam beranjak dewasa dan bersekolah di Akademi Gajah, ia menemukan buku tua di perpustakaan yang berisi tentang dongeng Lembah Bukhara dan Suku Penguasa Angin. semenjak saat itu, ia mulai meragukan kebenaran semua cerita-cerita ayahnya. klimaks cerita ini adalah sewaktu ibu Dam sakit parah; dan pada saat krisis seperti itu, ayah Dam bercerita tentang si Raja Tidur yang berkata bahwa ibunya tidak bisa disembuhkan selain dengan kebahagiaan. Dam yang tidak lagi mempercayai kisah-kisah ayahnya pun menjadi marah, dan semenjak itu membenci cerita-cerita Ayahnya. saat itu, ia meyakinkan dirinya bahwa Ayahnya adalah seorang pembohong

bahkan sampai berusia 40 tahun pun, Dam masih tetap membenci kisah-kisah ayahnya, dan bahkan menentang anak-anaknya mendengar kisah-kisah itu. namun, seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal yang terungkap. apakah benar ayah Dam adalah pembohong? padahal semua orang berkata ayah Dam adalah orang yang paling jujur.
ending nya harus dibaca sendiri, karena terlalu sayang kalau dibongkar semua :)


benar-benar tidak menyesal sudah memilih buku ini dari rak buku, karena membaca buku ini sudah memberikan banyak pelajaran bermakna, terutama dari kisah-kisahnya. kisah favoritku adalah Suku Penguasa Angin dan kisah terakhir ayah. menurutku banyak sekali moral yang bisa dipetik dari cerita tersebut :) quote yang aku suka dari cerita Suku Penguasa Angin:
"Mereka siap dengan kekalahan, sama siapnya menyambut hari kemenangan besok." (p.159) Suku Penguasa Angin
"Suku Penguasa Angin sungguh tidak memenangkan pertempuran melawan penjajah. Mereka memenangkan pertempuran melawan mereka sendiri, melawan rasa tidak sabar, menundukkan marah dan kekerasan di hati." (p.161) Suku Penguasa Angin
dan ini adalah quote favoritku dalam buku ini. agak panjang, tapi esensinya dalam sekali :)  
 "Itulah hakikat sejati kebahagiaan hidup, Dam. Hakikat itu berasal dari hati kau sendiri. Bagaimana kau membersihkan dan melapangkan hati, bertahun-tahun berlatih, bertahun-tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam, dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak, kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang, pangkat, jabatan, semua itu tidak hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan.

 ...Itulah hakikat sejati kebahagiaan, Dam. Ketika kau bisa membuat hati bagai danau dalam  dengan sumber mata air sebening air mata. Memperolehnya tidak mudah,... kau harus bekerja keras, sungguh-sungguh, dan atas pilihan sendiri memaksa hati kau berlatih." (p.291-292) Perkampungan Sufi
secara keseluruhan, aku sangat menyukai buku ini! :) cara penulisannya, pengembangan plotnya, karakternya, penyelesaian masalahnya semuanya sangat bagus! :) thumbs up for Tere-Liye! ;) mungkin akan cari buku-buku lain yang ditulis Tere-Liye ;)

quote terakhir sebagai penutup :P, oleh kepala sekolah Akademi Gajah untuk Dam.
dan untuk kita semua :)
"Nah, Dam, selamat melanjutkan hidup. Apa kata pepatah, hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat. Kau akan menemukan petualangan hebat berikutnya di luar sana." (p.242)
bye! ;)

 5/5 stars
by.stefaniesugia♥

5 comments:

  1. salam kenal Kak Stefanie :)
    wah pnggemar Tere Liye jg ya?
    ini novel keren, unpredictable bangettt, ga nyangka deh sm endingnya.
    I like ur stle on writing kak hehehe..

    www.madyaedelweiss.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga :))
      iya penggemar sejatinya Bang Tere ;P
      aku juga suka bgt sm cerita yg ini ;)
      makasih ya udah baca :)

      blog kamu jg bagus btw ;)

      Delete
  2. salam kenal stefanie...
    just wanna say your review is awesome!
    proud to tell you that from now i am being your fans *wink

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...