photo wishlist_zps2544b6d7.png

Friday, April 8, 2016

[Blog Tour] Book Review: Love in Edinburgh by Indah Hanaco + Giveaway

.
BOOK review
Started on: 30.March.2016
Finished on: 8.April.2016

Judul Buku : Love in Edinburgh
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 240 Halaman
Tahun Terbit: 2016
Harga: Rp 46,400 (http://pengenbuku.net/)

Rating: 3/5
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Underground Magnate kali ini akan membawa Sebastian ke Edinburgh. Sebastian menyimpan harapan, dia bisa berpikir lebih jernih ketika kembali ke London. Tapi, benarkah kerumitan hidupnya akan berkurang?"
Katya adalah seorang wanita dengan kepahitan masa lalu yang masih terus menghantuinya. Kini sudah dua tahun lamanya ia tinggal di Edinburgh, bekerja di sebuah toko roti dan mendedikasikan waktunya untuk membantu berbagai macam badan amal yang bertujuan untuk menolong orang lain. Sedangkan Sebastian menjalani kehidupan yang nyaris sempurna dengan perusahaan parfumnya yang sukses serta keinginan untuk segera menikahi kekasihnya, Bridget. Namun Sebastian harus kecewa karena ternyata Bridget lebih memilih kariernya di atas pernikahan mereka. Untuk menenangkan diri, ia memutuskan untuk mengikuti acara Underground Magnate—yang kemudian mempertemukannya dengan Katya.

"Penyesalan sebesar apa pun takkan mengubah masa lampau. Tidak ada yang bisa dilakukan Katya selain menyelesaikan apa yang selama ini menggantung begitu rupa. Tidak ada yang bisa menghapus kegetirannya. Memaafkan adalah satu-satunya pilihan yang paling masuk akal, karena melupakan pun mustahil. Selamanya luka-luka itu akan tetap meninggalkan memori yang menemani hari-hari masa depan Katya."
Perkenalan awal keduanya tidaklah manis, karena Sebastian memiliki kenangan yang tidak menyenangkan tentang agama yang dipeluk oleh Katya. Akan tetapi itu semua perlahan-lahan berubah saat Sebastian menyadari betapa salahnya apa yang telah ia lakukan pada Katya. Semakin mengenal Katya, ia dapat melihat ketulusan serta kegigihan wanita tersebut dalam menjalani hidup. Pada suatu titik, Katya juga bertekad untuk tidak lagi lari dari masa lalunya dan berniat untuk menyelesaikan segalanya dengan pulang ke Indonesia. Dan kali ini, masalah seolah menyerang hidupnya dengan bertubi-tubi.
"Saat itu dia kian menyadari betapa hidup ini menyimpan banyak kejutan. Kadang kita takkan bisa benar-benar mengerti meski sudah berusaha keras mencari maknanya. Menurut pemikiran sederhana Katya, Allah tak ingin manusia berhenti belajar."
image source: here. edited by me.
Ini adalah kali ketiga aku menikmati karya Indah Hanaco dan merupakan buku kedua dari seri Around the World with Love yang aku baca. Tema besar ceritanya kurang lebih sama dengan buku yang sebelumnya aku baca, Love in Paris, yaitu tentang seorang Muslim yang hidup di negara di mana Islam bukanlah agama yang dianut oleh mayoritas orang. Bedanya, dalam buku ini beberapa karakternya memiliki stereotype terhadap agama Islam karena perang, terorisme, dan lain sebagainya. Penulis juga menambahkan tema domestic violence yang dialami oleh karakter utamanya. Alur ceritanya sendiri berjalan cukup lambat di bagian awal, tetapi aku terus dibuat penasaran tentang kisah masa lalu Katya yang sesungguhnya dan bagaimana hubungannya dengan Sebastian akan berlanjut—karena tentu saja ada perbedaan agama di antara mereka. Menjelang akhir cerita saat mencapai klimaks, ada semakin banyak konflik yang terjadi, tetapi aku kurang puas dengan penyelesaian ceritanya yang terasa terlalu mudah dan cepat untuk masalah yang demikian pelik. Ada sedikit plot twist yang agak menegangkan juga di bagian akhir, namun untungnya yang aku takutkan tidak terjadi. Bagi yang penasaran apa yang sebenarnya terjadi, silahkan baca bukunya sendiri ya ;)

Aku sangat menyukai karakter Katya yang kuat setelah melalui masa sulit dalam hidupnya. Walaupun dulunya ia adalah seseorang yang manja, Katya belajar banyak dari apa yang telah ia alami dan ia juga berusaha untuk menjadi penolong bagi orang lainseperti saat dirinya ditolong dulu. Aku cukup salut dengan karakternya yang bertekad untuk mengambil keputusan yang ia rasa benar walaupun sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan. Sedangkan lewat karakter Sebastian, pembaca akan melihat gambaran seseorang yang memiliki persepsi yang kurang baik tentang orang Muslim akibat perang dan tindakan terorisme yang mengatasnamakan agama Islam. Seiring berjalannya waktu persepsi tersebut berubah dan bahkan Sebastian mengambil langkah yang besar di akhir cerita. Sayangnya aku merasa keputusan yang diambil oleh Sebastian itu tidak dijelaskan lebih jauh dan membuatku tidak bisa sepenuhnya bersimpati pada karakternya. Selain itu aku juga merasa hubungan Katya dan Sebastian berkembang terlalu cepat tanpa dasar yang jelas. Aku tidak akan menjelaskan terlalu banyak supaya tidak spoiler; yang jelas aku sebenarnya berharap chemistry antara keduanya bisa ditelusuri lebih jauh lagi. Masih ada banyak karakter pendukung dalam cerita ini, tetapi tidak ada yang begitu berkesan untukku. Yang jelas banyak karakter yang meyakinkanku bahwa masih ada orang yang rela menolong dan melakukan hal baik bagi orang lain :)

Overall, buku ini mengajarkan banyak tentang rasa toleransi terhadap orang lain serta untuk tidak menghakimi sebuah agama berdasarkan apa yang terlihat di media luas. Di samping itu, lewat karakter utamanya aku juga belajar untuk tetap berusaha bangkit terlepas dari masa lalu atau pengalaman hidup kita yang pahit. Walaupun dalam buku ini penulisnya tidak banyak melibatkan setting kota Edinburgh, aku bisa merasakan aura yang hangat dan menenangkan dari kota tersebut. Aku rasa Indah Hanaco berhasil membangun setting demikian lewat karakter-karakter yang ada dalam ceritanya. Bagi kalian yang tertarik untuk membaca buku ini dan mendapatkannya secara gratis, silahkan ikuti giveaway di bawah ya! ;)

 ↓↓↓↓↓↓


BOOK GIVEAWAY
8-14 2016 | AVAILABLE FOR SHIPPING IN INDONESIA ONLY.

1. Follow blog Bookie-Looker via Google Friend Connect (GFC) atau Bloglovin.
2. Follow akun Twitter @stefanie_sugia dan Twitter penulisnya @IndahHanaco
3. Promosikan giveaway ini melalui tweet dan jangan lupa mention kedua twitter di atas dengan hashtag #AroundTheWorldWithLove
4. Tuliskan di bagian komentar: Nama, E-mail / akun Twitter (untuk menghubungi jika kalian menang), link tweet kalian, dan jawaban untuk pertanyaan: "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"
Pemenang akan diumumkan tanggal 15 April 2016 :) Tersedia 1 (satu) buku Love in Edinburgh untuk giveaway ini :) Semoga beruntung!

Jangan lupa untuk ikuti giveaway di host blog tour lainnya ya :)


by.stefaniesugia♥ .
 

33 comments:

  1. Fitra Aulianty
    @fira_yoopies
    https://twitter.com/fira_yoopies/status/718405297874685952

    Menurutku itu mengerikan. Apa pun masalahnya gak baik diselesaikan pake kekerasan. Apalagi kalau mereka pasangan. Harusnya tiap pasangan bisa menyamakan pola pikirnya atau minimal mengerti pola pikir pasangannya supaya setiap keputusan yang mereka ambil tidak berakhir pada kekerasan.
    Oh iya kekerasan fisik ataupun verbal sama aja. Kekerasan fisik bisa menimbulkan cedera pada tubuh, malah kadang bikin seseorang masuk rumah sakit. Kekerasan verbal juga bisa menyebabkan sakit yang parah, sakit mental misalnya.
    Sebisa mungkin jika ada ketidakselarasan pendapat, setiap pasangan punya caranya sendiri untuk menerima atau merundingkan. Bukannya memaksakan pendapat dengan 'kekuatan' mengerikan itu.
    Aku juga berharap setiap pasangan bisa sama-sama belajar menjadi dewasa, agar nantinya tidak ada sakit hati yang timbul karena apa pun masalah yang mereka hadapi.

    ReplyDelete
  2. Nama : Humaira
    E-mail : humairabalfas5@gmail.com
    Akun Twitter : @RaaChoco
    Link Tweet : https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/718420556362551296?p=v


    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Pertama mendengar kata kekerasan yang terpikir hanya kata "menakutkan, mengerikan dan hal yang tidak perlu"

    Kekerasan adalah hal yang seharusnya tidak terjadi. Biasanya hal itu terjadi karena mereka pasangan yang kurang terbuka, kurangnya rasa saling percaya dan komunikasi. Terlalu banyak rahasia, terlalu banyak berprasangka dan berpikir yang tidak-tidak. Apapun alasannya, meski kesalahpahaman adalah alasan utama yang dijadikan kambing hitamnya. kekerasan bukanlah jalan keluar. Yang ada masalah semakin besar dan bertambah runyam.

    Banyak jalan keluar yang bisa dilakukan. Introspeksi diri, menyediakan waktu luang untuk berbicara dan bertukar pikiran adalah hal utama yang dilakukan setelah rasa kepercayaan tumbuh di dalam hati setiap pasangan. Berpikiran terbuka dan tidak mengandalkan emosi sesaat. Jangan memendam dan menunggu masalah tumbuh semakin besar. Jika sudah mengetahui ada sedikit hal yang akan menyebabkan rusaknya suatu hubungan, sebaiknya langsung dikonfirmasi, ditanyakan lebih lanjut dan minta kejelasan agar masalah tuntas saat itu juga.

    Apapun bentuknya, siapapun korbannya dan seberapa besar masalahnya. Kekerasan adalah suatu kesalahan yang berakibat fatal.

    Semoga kali ini aku beruntung, aamiin :) :)

    Makasih ka :) :)

    ReplyDelete
  3. Arie Pradianita | @APradianita https://twitter.com/APradianita/status/718583269902528512?s=01

    Menurut saya pribadi kekerasan terhadap pasangan merupakan salah satu masalah utama dalam masyarakat. Dampaknya terentang mulai dari dampak bagi individu korban, bagi pihak keluarga, bagi masyarakat, sampai terhadap negara. Kekerasan terhadap pasangan mencakup kekerasan terhadap perempuan maupun kekerasan terhadap laki-laki oleh pasangannya. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa perempuan jauh lebih banyak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa kekerasan terhadap pasangan adalah kekerasan terhadap perempuan. Istilah yang sering digunakan untuk menyebut kekerasan semacam itu adalah kekerasan berbasis gender. Seorang perempuan menjadi korban kekerasan karena semata-mata ia merupakan perempuan.

    Oleh karena itu, untuk menghindari adanya rangkaian kekerasan dalam hubungan, teman-teman dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

    1. Mengenali pasangan dan hubungan yang sedang dijalani.
    Mengenali siapa pasangan kita merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari kekerasan. Sebelum memutuskan berhubungan, sebaiknya ketahui perilaku calon pasangan serta kebiasaan baik dan buruknya.

    2. Bersikap asertif dengan menyatakan keberatan atau berani berkata ”Tidak” saat pasangan mulai memaksa melakukan sesuatu yang tidak kita suka dan tidak sepantasnya.
    Cobalah untuk mengungkapkan pendapat atau keberatan kamu kepada pasangan dengan cara yang tepat. Beritahu dengan tenang perilaku yang seperti apa yang tidak kamu sukai beserta alasannya. Setelah itu ungkapkan harapanmu terhadap pasangan. Harus sama-sama kita ingat bahwa kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Perilaku yang dipaksakan oleh orang lain dan memiliki konsekuensi negatif seharusnya tidak kita lakukan. Dengan berani bersikap, kita juga memiliki kontrol atas diri kita sendiri dan tidak cenderung didominasi oleh pasangan.

    3. Mencari dukungan sosial dari pihak yang dipercaya jika perilaku pasangan mulai membuat kita ketakutan.
    Kekerasan secara psikis biasanya lebih sulit diketahui oleh orang lain karena dampaknya tidak mudah terlihat. Bagi teman-teman yang menyadari perilaku pasangan mulai mengganggu atau mengancam diri, cobalah untuk berkomunikasi secara terbuka pada pihak yang dapat dipercaya seperti orang tua atau sahabat. Hal ini bisa membantu kita mendapatkan masukan mengenai apa yang harus dilakukan. Jika merasa bahwa dampak yang dialami sudah semakin parah dan teman-teman merasa butuh cerita ke pihak yang lebih ahli, maka teman-teman dapat mendatangi psikolog untuk konseling.

    4. Evaluasi kelanjutan hubungan.
    Hubungan yang sehat adalah hubungan yang terbuka, setara (tidak ada yang mendominasi), saling mendukung, serta membuat individu berbahagia. Ingat bahwa kita punya hak untuk menjadi bahagia dan kekerasan bukan hal yang pantas dilakukan di dalam sebuah hubungan.. ^_^

    ReplyDelete
  4. Nama : Heni Susanti
    Akun : @hensus91
    Email : henis_minozz@yahoo.com
    Link : https://twitter.com/hensus91/status/718599601306017792

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Bismillah
    Kekerasan terhadap pasangan bagiku adalah sebuah bentuk sikap tidak menghormati, penjatuhan harga diri. Biasanya hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi, ketidakjujuran dan tidak adanya rasa saling pengertian. Dalam hal ini pasangan yang aku bahas adalah suami-istri.
    Jika kekerasan terjadi terhadap istri/wanita maka jelas suami/laki-laki tidak menghormati istrinya. Banyak yang mengatakan bahwa istri adalah wibawa suami. Jadi jika seorang suami melakukan kekerasan terhadap istrinya bukankah dia sedang menghancurkan wibawanya sendiri. Dia tidak menghormati istri yang seharusnya adalah menjadi wibawa yang dijunjung, dihormati dan dihargai, yang berarti laki-laki itu sedang menginjak harga dirinya sendiri.
    Sedangkan jika seorang istri/wanita melakukan kekerasan terhadap suami/laki-laki sama saja dengan dia sedang menghancurkan jembatan yang akan membawanya ke surga. Saat seorang wanita menikah maka dia sedang meniti jalan menuju surga melalui pengabdian, penghormatan dan kesetiaan pada sang suami. Jadi saat seorang wanita melakukan kekerasan kepada suaminya bagiku dia sedang menciptakan jalan menuju neraka. Naudzubillah.
    Kekerasan disini bukan saja dalam bentuk fisik saja ya. Kekerasan verbal bahkan kadang bisa lebih menyakitkan, menghancurkan rasa percaya diri dan masa depan seseorang.

    Demikian pendapatku :)

    ReplyDelete
  5. Nama: Farikhatun Nisa
    Twitter: @littlepaper93
    Link share: https://mobile.twitter.com/Littlepaper93/status/718677143602012160?p=v

    Jawaban: kekerasan adalah hal yang sangat menyakitkan. Bukan hanya secara fisik, tp juga mental. Apalagi kalau yang melakukan adalah pasangan sendiri, pasti sangatlah jauh lebih menyakitkan. Pasangan yang seharusnya saling melindungi dan menjadi tempat saling berbagi, justru menjadi seseorang yang begitu menyakiti. Sejatinya, kekerasan terhadap siapapun itu sangat merugikan semua kalangan, lebih jauh lagi bagi korban. Mungkin, mengobati secara fisik lebih mudah, ada obat dan dokter. Tapi kalau secara psikis, akan jauh lebih sulit walaupun sdh mendapat bantuan dari psikolog. Bukan hanya membutuhkan waktu berhari-hari, bahkan ada yang bertahun-tahun. Karena pastilah kekerasan yang dilakukan oleh pasangan itu akan terus membekas. Mungkin korban sudah bisa memaafkan, tapi untuk melupakan sangatlah sulit. Belum lagi akibat-akibat dari kekerasan itu sendiri, seperti hilangnya kepercayaan diri, sulit memercayai orang lain, dan terlebih ia akan memiliki ketakutan yang berlebihan hingga membuatnya menjadi orang yang tertutup dan tidak bisa berkembang untuk meraih segala hal yang diimpikan.

    ReplyDelete
  6. Nama : Hapudin
    Twitter: @adindilla
    Link: https://twitter.com/adindilla/status/718736394521157632

    Kekerasan terhadap pasangan merupakan kejahatan. Tidak ada kebenaran untuk perlakuan tersebut. Memukul pasangan berarti menyakiti. Ini sudah melenceng dari konsep kata 'Pasangan' itu sendiri. Berpasangan bukan saling menyakiti. Berpasangan justru untuk menyatukan dua orang dalam satu harmoni. Harmoni yang selaras.

    Menyikapi mereka yang melakukan kekerasan terhadap pasangan, sebaiknya ditindak. Jangan takut ditinggalkan pasangan yang gampang menyakiti. Biarkan mereka yang takut kehilangan orang yang sabar dan tulus menyayangi.

    Kekerasan bukan mendidik.Kekerasan menjadi bukti lemahnya perasaan sayang. Dan bagi pelaku, hentikan sekarang juga!! Tindakan kalian tidak ada benarnya di sudut pandang mana pun.

    ReplyDelete
  7. Rini Cipta Rahayu
    Email/twitter : rinspiratiion95@gmail.com / @rinicipta
    https://twitter.com/RiniCipta/status/718750917521113088

    Kekerasan dalam bentuk apapun dan dilakukan oleh siapapun tetap saja merupakan sebuah tindakan tidak menyenangkan. Ketika kekerasan terjadi dalam sebuah hubungan, hal ini merupakan pertanda bahwa hubungan itu sudah mulai tidak sehat. Kekerasan ini tidak hanya kekerasan fisik dan seksual tapi juga secara verbal. Kekerasan tidak dibenarkan atas alasan apapun.
    Seseorang yang benar-benar mencintai tidak akan membuat pasangannya maupun orang yang dikasihininya tersiksa dan merasa tidak nyaman. Kekerasan terjadi tidak hanya dalam rumah tangga tapi juga dalam hubungan pacaran. Pihak yang menjadi korban seringnya tidak melaporkan tindakan kekerasan ini seperti pada kasus KDRT. Si korban juga tidak menceritakan pada siapapun, dibiarkan dan dimaafkan. Padahal kecenderungan akan berulang lagi pasti ada, bahkan mungkin lebih dari yang sekarang.
    Jadi ketika kekerasan itu sudah terjadi, lakukan introspeksi dan evaluasi hubungan dan jangan segan untuk bertindak tegas.

    ReplyDelete
  8. Nama : Ratnani Latifah
    E-mail : kazuhanael_ratna@yahoo.co.id
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/718765708373417984

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Mengerikan dan merupakan sebuah tindak kejahatan.

    Kekerasan dalam bentuk apapun itu tidak seharunya dilakukan. Karena dampak dari kekerasan sangat mengerikan. Hal yang lazim terjadi dari korban kekerasan adalah mengalami trauma mental--psikis bahkan kematian.

    Kadang pelaku mengatakan apa yang dilakukan merupakan bukti kasih sayang. Tapi menurutku itu hanyalah alasan melindungi diri sendiri. Mencintai itu bukan untuk menyakiti, tapi mengayomi.

    Jika dalam sebuah kasus rumah tangga ada kekerasan yang terjadi, bisa jadi pelaku memang memiliki masalah psikis sehingga melakukan tindak kekerasan pada pasangan. Atau memang ketidaksengajaan karena berbeda pendapat dan memang memiliki sikap ringan tangan. Tapi tetap saja kekerasan itu salah dan merugikan kedua belah pihak.

    Jika memang ada selisih paham, sebaiknya dibicarakan dengan baik-baik dan mencoba saling mengerti juga instropeksi diri. Dalam sebuah hubungan sehat, saling memahami itu dasar pokok. Tidak mengedepankan ego. Dan jika memang sudah terjadi tindak kekerasan sebaiknya segera melapor.

    ReplyDelete
  9. Nama: Dian Maharani
    Email / Akun Twitter: dianmaharani833@yahoo.com / @realdianmrani93
    Link Share: https://twitter.com/realdianmrani93/status/718831351508500480

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan?"

    Kekerasan terhadap pasangan adalah pengkhiatan atas kepercayaan. Percaya tidak hanya melulu soal yakin bahwa dia tidak akan selingkuh dengan orang lain. Yakin bahwa dia akan melindungi kita selamanya adalah sebuah kepercayaan. Apa jadinya jika kepercayaan itu dirusak? Tentu saja akan membuat kita kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan juga kepercayaan terhadap orang lain. Kita akan takut salah pilih pasangan lagi sehingga tidak ingin mencoba untuk memilih pasangan lagi. Ibarat makanan yang kemasukan lalat, kita mungkin saja tidak akan langsung sakit perut setelah memakannya, tapi tetap saja kita ragu, apakah akan menghabiskan makanan itu atau tidak.

    ReplyDelete
  10. Neneng Lestari
    @ntarienovrizal
    n_tarie90@yahoo.com
    https://twitter.com/nTarienovrizal/status/718856660937105408

    Tentu aja perasaan aku tentang kekerasan terhadap pasangan baik pria atau wanita adalah tidak senang. Dan pendapat aku tentang hal itu, bila dengan pasangannya aja, orang yang selalu mendampingi, menyayangi dan mencintainya, tega berbuat kekerasan, gimana dengan orang lain yang kapan saja bisa menjadi musuh. Entah dimana perasaannya saat ia melukai hati/fisik orang yang pernah ia cintai?

    dan menurut aku, waspadalah mereka yang suka melakukan kekerasan, Allah maha adil kok, cepat atau lambat mereka bakal di kerasin juga dari orang. Baru nyahok !!! *emosi

    ReplyDelete
  11. Nama : nurhidayanti
    Twitter :@CallMe_Yanti
    Link share : https://mobile.twitter.com/CallMe_Yanti/status/718948619659796480?p=v

    Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?

    Menurutku hal tersebut merupakan tindakan yang amat sangat mengerikan, dan perlu dikecam. Apabila kita mencintai pasangan maka menyakitinya dengan tindakan kekerasan adalah tindakan yang keji. Orang yang melakukan tindakan tersebut pantas untuk menerima hukuman dari pihak berwajib. Dan kita sebagai korban harus berani melaporkan orang tersebut ke Polisi. Apabila dibiarkan maka kekerasan ini akan terus terulang.
    Kekerasan dalam bentuk apapun harusnya tidak dilakukan apalagi kalau mengatasnamakan cinta. Orang yang melakukan kekerasan tidak bisa dimaafkan begitu saja karena biasanya dia akan mengulangi perbuatan tersebut. Apalagi kalau kekerasan dilakukan oleh pasangan kita, orang yang paling kita percayai tidak akan menyakiti kita, harusnya sebagai pasangan melindungi dan menjaga pasangannya bukan malah sebaliknya menyakiti fisiknya. Selain menyakiti fisik, kekerasan akan menyakiti mental seseorang dan menjadikannya trauma dan takut untuk bertemu orang lain. Hal tersebut sangat merugikan dan jangan sampai terjadi di lingkungan kita.

    ReplyDelete
  12. Nama: Nur Annisa
    Twitter: @YoshikuniNhora
    Link Tweet: https://twitter.com/YoshikuniNhora/status/719084131896807424

    Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?

    Kekerasan pada pasangan menurutku salah satu bentuk penyakit dalam suatu hubungan. Dan kita semua tahu dong biasanya penyakit itu pasti ada sebabnya. Dalam hal kekerasan terhadap pasangan, sebabnya banyak banget. Kondisi mental, ekonomi, sosial adalah sebagian kecil penyebabnya. Dan seperti penyakit pada umumnya, sebaiknya diobati sebelum bertambah buruk. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk mengetahui pasangan secara mendalam agar penyakit kekerasan ini bisa dihindari.
    Terlepas dari itu semua, kekerasan terhadap pasangan tetaplah suatu tindakan yang jahat lah pastinya. Sudah jelas sekali kekerasan itu suatu bentuk kejahatan (Kekerasan psikis, fisik,seksual, dsb) dan sudah seharusnya si pelaku mendapat tindak lanjut.

    ReplyDelete
  13. Tri
    @tewtri
    https://mobile.twitter.com/tewtri/status/719134038691217409

    Di jaman yang makin modern macam ini, harusnya kekerasan terhadap pasangan itu bisa makin luntur. Tapi, nyatanya ini masih sering kejadian. Banget malah. Ketika mengambil seseorang atau menyetujui seseorang sebagai pasangan harusnya kita wajib berdamai dengan diri sendiri. Kekerasan kerap timbul akibat faktor emosi berlebih juga egoisme. Setidaknya, ini bisa diminimalisir bila ada kesadaran dan sifat mau menerima kesalahan. Kekerasan, bukan hanya menyangkut fisik, yang saya sangat sangat prihatin terhadap orang yang entah bagaimana masih menganut 'otot' untuk berbicara. Saat ini, verbal juga banyak bermain di ladang KDRT. Entah bagaimana seseorang bisa memutuskan untuk menjalin hubungan bila pada kenyataannya hanya untuk menyakiti. Jika ini di kata cinta, menurut saya mereka sudah menggoreskan luka yang sangat dalam dan mencederai asas cinta yang sejati. Kekerasan terhadap pasangan jelas tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, di era ini eksistensinya sebenarnya sudah tidak lumrah lagi untuk ada. Korban, tidak boleh hanya diam saja sih.

    ReplyDelete
  14. Dias Shinta Devi
    @DiasShinta
    https://twitter.com/DiasShinta/status/719171858042458114

    kekerasan terhadap pasangan? nggak banget! kalau sayang, nggak akan menyiksa. harusnya sih bisa dipikirkan dengan rasional lagi mempertahankan cinta yang penuh dengan kekerasan gitu.... aku gak suka.

    ReplyDelete
  15. Ananda Nur Fitriani
    anandanftrn[at]gmail[dot]com / @anandanf07
    https://twitter.com/anandanf07/status/719292791356989440

    Pendapatku? Berarti pasangan yang melakukan kekerasan itu masih mementingkan rasa egoisnya daripada rasa sayangnya terhadap sang pasangan. Menurutku, gak ada alasan untuk melakukan kekerasan terhadap pasangan. Kalau pasangan itu berbuat kesalahan, kan bisa diomongin dengan baik-baik, gak harus pakai kekerasan. Justru orang yang melakukan kekerasan karena berpikir tidak dapat dibicarakan secara baik-baik itu lah yang bermasalah. Apalagi jika melakukan kekerasan karena sedang emosi karena suatu hal, lalu melampiaskan kemarahannya kepada pasangan, duh itu sih berarti belum bisa mengendalikan emosi, atau ada gangguan kejiwaan :( Seharusnya mereka dapat mengendalikan diri, berpikiran jauh ke depan dan melihat sebab-akibatnya. Kalau ada pasangan yang kaya gitu sih, harus banget dilaporkan ke pihak berwajib, atau pihak yang dapat memberi mereka pengertian dan pelajaran. Supaya tindakan salah mereka gak berkelanjutan.

    Terima kasih atas kesempatannya, Kak Stef :)

    ReplyDelete
  16. Nama : Veny
    Twitter : @yutakaNoYuki
    Link share : https://twitter.com/yutakaNoYuki/status/719309567411167232

    Menurutku kekerasan terhadap pasangan itu udah nggak bener dan lebih baik berpisah bagi pasangan tersebut. Dengan berpisah baik si pelaku maupun korban bisa lebih aman. Si korban tidak akan menjadi objek kekerasan lagi dan si pelaku akan tertahan untuk melakukan kekerasan lagi (kecuali dia menemukan korban baru)
    Kekerasan terhadap pasangan artinya hubungan mereka sudah tidak sehat, emosi dalam hubungan sudah biasa tapi kalau melibatkan adu fisik itu yang tidak biasa. Apalagi kepada pasangan yang seharusnya dicintai dan dihargai. Kalau sampai ada kekerasan dalam hubungan terbut, maka perlu dipertanyakan, kemana rasa cinta dan penghargaan tersebut ? Meskipun ada alasan bahwa ia melakukan kekerasan karena rasa cinta, itu omong kosong sekali dan mungkin malah cenderung menjadi psycho, kalau sudah begitu lebih baik sang korban untuk segera pergi menjauh ...

    ReplyDelete
  17. Nama : Daivara Rezuki Wijaya
    Twitter : @dairezuki
    Link Share : https://twitter.com/dairezuki/status/719363662029332481

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Kayanya kalau kekerasan terhadap laki-laki dengan pasangannya itu jarang banget yaa(?) yang sering itu kekerasan terhadap kaum hawa. Aku sangat miris dengan perilaku biadab orang-orang seperti itu. Padahal wanita itu untuk di lindungi bukan di sakitin. Para pria seharusnya menjadi pelindung wanita, karena wanita di ciptakan dari tulang rusuk kaum adam. Aku bingung, apakah mereka punya kelainan? Atau tidak bisa mengatur emosinya? Alias emosional. Apakah para kaum adam tak berpikir, jika ibu mereka adalah seorang wanita? Bagaimana jika mereka melihat ibu mereka di aniaya? Menurutku, jika mereka berani melakukan kekerasan terhadap wanita, berarti mereka sama saja menyakiti ibu mereka. Jika pria berani memukul wanita, menurutku mereka adalah seorang pengecut. Kok berani-beraninya sama wanita! Sebagai seorang wanita, aku tak bisa dong melihat para saudara perempuanku di aniaya seperti itu. Seharusnya hukuman untuk para lelaki seperti itu, haruslah di hukum berat. Dan untuk yang perempuan, jika mendapat perilaku kekerasan dari pasangannya, tolong jangan diam saja. Mulut di ciptakan untuk berbicara, gunakanlah hal itu sebaik-baiknya, jangan karena cinta bibirmu terkatup rapat, lidahmu tak bergerak dan suaramu menjadi bisu. Cinta tidak mungkin saling menyakiti. Kalau memang dia mencintaimu, dia tidak akan menyakitimu sedikit pun, apalagi sampai memukulmu.

    Untuk kekerasan terhadap pria oleh pasangannya, apalagi pasangannya seorang wanita. Wanita itu lembut, jika ada wanita yang seperti itu, aku tidak yakin ia adalah seorang wanita. Mungkin raganya menunjukkan dia seorang perempuan, tapi hatinya tidak. Kalau ada kejadian seperti ini, aku lebih miris lagi. Seorang wanita melakukan kekerasan, itu sangat tidak wajar. Wanita itu seharusnya memiliki hati yang lembut, perasaan, kasih sayang, rasa simpati dan lain-lain. Perasaan wanita itu suci, dan ada beberapa yang tidak di miliki seorang laki-laki dari perasaan seorang wanita.

    Sekian, terima kasih:)

    ReplyDelete
  18. Nama: Aulia
    E-mail: auliyati.online@gmail.com
    Twitter: @nunaalia
    Link tweet: https://twitter.com/nunaalia/status/719427998416445442

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Kekerasan itu, apapun bentuknya dan yg terjadi pada siapapun, adalah bertentangan dengan Sila kedua dari Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab." Baik negara maupun agama melarang yg namanya kekerasan, apalagi terjadi dalam keluarga, entah itu terjadi antara pasangan (Perempuan/Laki-laki) ataupun yg menimpa anak-anak. Hal itu sangat disayangkan dan miris sekali bila terjadi. Bukankah keluarga tercipta karena rasa cinta dan kasih sayang dari pasangan perempuan & laki-laki. Lalu kemana larinya cinta dan kasih itu ketika kekerasan terjadi? Kekerasan terjadi karena masing-masing pihak hanya menuruti emosi tanpa memikirkan logika. Seseorang yg sedang emosi, dirinya bukanlah dirinya yg sebenarnya, melainkan sudah dipengaruhi oleh bisikan setan yang memang suka melihat manusia terpecah belah. Karena itu Rasulullah mengajarkan jika kita sedang marah dan dalam keadaan berdiri hendaknya kita duduk, jika dalam keadaan duduk hendaknya berbaring. Dan akan lebih baik lagi jika mengambil wudhu. Hawa panas karena amarah yg berasal dari tipu daya setan akan reda setelah diguyur air wudhu.

    Semoga saja tidak ada lagi kekerasan dalam keluarga, dalam hal ini terhadap pasangan, jika kita semua mau meredam emosi dan berpikir dengan kepala dingin.

    ReplyDelete
  19. Nama: Maria Elsa
    E-mail: mariaelsa286@gmail.com / akun Twitter: @xoxoelsa
    Link tweet: https://twitter.com/xoxoelsa/status/719430252808646656

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Jawaban: Menurut pendapat aku yg namanya kekerasan itu udh pasti tidak baik, Dalam suatu hubungan kita mengharapkan hubungan yg membahagiakan tapi jika suatu hubungan ada adegan kekerasan hubungan tersebut sudah tidak sehat karena pelaku kekerasan memperlihatkan adanya KEKUATAN dan KONTROL pada pihak/pasangan yg membuat si korban jadi merasa ketakutan dan tidak berdaya :)
    Ada baiknya saat menjalin suatu hubungan agar terhindar dari kekerasan dapat melakukan hal-hal berikut - Mengenali pasangan dan hubungan berpacaran yang sedang dijalani - Berani berkata " Tidak " pada pasangan jika pasangan memaksa sesuatu yg kita tidak sukai - Evaluasi Kelanjutan Hubungan

    ReplyDelete
  20. Nama : Pida Alandrian
    Email/Twitter : shafrida.alandrian@gmail.com | @PidaAlandrian92
    Link share : https://twitter.com/PidaAlandrian92/status/719549696243474432

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"
    Jawaban :

    Kekerasan menurutku sangatlah buruk dan juga sangat mengkhawatirkan.
    Setiap kekerasan yang di lakukan oleh pasangannya itu pasti ada sebabnya di balik ia melakukan kekerasannya itu sendiri. Seperti tidak adanya saling kepercayaan antar pasangan, komunikasi yg kurang, terlalu banyak rahasia karena tidak adanya saling keterbukaan informasi antar pasangan, terlalu banyak berprasangka buruk terhadap pasangannya, ada juga hal yg menyebabkan kekerasan itu krn pasangannya yg terlalu mencintai sehingga terlalu obsesi tidak ingin kehilangan org yg di cintainya tersebut.

    Kekerasan terhadap pasangan itu kerap sekali terjadi karena di pacu dr beberapa hal, dan menjadi salah satu menu utama dalam masalah masyarakat akhir-akhir ini. Banyak dampak2 yg di timbulkan dr kekerasan ini sendiri, seperti mental, fisik, psikis, juga individu dan keluarganya dan juga Negara (bs menjatuhkan image dr suatu Negara krn masyarakatnya yg kerap melakukan kekerasan sehingga turis2 asing enggan utk berkunjung ke Negara tersebut).

    Untuk pasangan yang telah menikah agar terhindar dari kekerasan ada baiknya, sebelum menikah harus sudah membicarakan tujuan hidup setelah menikah nanti, menyatukan pandangan, visi, misi, dalam kehidupan berumahtangga nanti. Masing-masing pasangan harus jujur, dan terbuka terhadap penghasilan masing-masing bila sama-sama mempunyai penghasilan. Karena mungkin saja kekerasan itu terjadi karena diawali oleh masalah kecil, yang sebenarnya bisa diselesaikan, bila masing-masing pasangan mau jujur dan terbuka tentang segala hal, dan tidak mengedepankan ego masing-masing.

    Sekian
    Salam Pida Alandrian

    ReplyDelete
  21. Nama : Ni Putu Citra Apsara Devi
    Twitter : @citrapsara
    Link share : https://twitter.com/Citrapsara/status/719708395880615936
    Jawaban :
    Kekerasan terhadap wanita itu sangat mengerikan dan tidak berperikemanusiaan. Menurutku wanita itu berharga layaknya mutiara, jadi harus dilindungi seperti kerang yang melindunginya. Bukan untuk dipukul, dihancurkan dan diabaikan. Menurutku kekerasan terhadap wanita itu sangat kejam.

    ReplyDelete
  22. Nama: tatyana
    Twt: @bluesky1319
    Link: https://twitter.com/bluesky1319/status/719823635532230657

    Jawaban
    Dalam hal apa pun dan kepada siapapun kekerasan tetaplah hal yang tidak baik dengan berbagai pikiran negatif. Kekerasan kepada pasangan sungguh sangat mengerikan. Jika ada seorang cowok misalnya memberikan kekerasan pada pasangannya atau mungkin sebaliknya kenapa sebelumnya ia memilih orang tersebut untuk menjadi pasangannya jika hanya untuk memberikan kekerasan. Seharusnya di dalam hubungan itu ditanam kan rasa kasih sayang dan hindari kekerasan.

    ReplyDelete
  23. Nama: tatyana
    Twt: @bluesky1319
    Link: https://twitter.com/bluesky1319/status/719823635532230657

    Jawaban
    Dalam hal apa pun dan kepada siapapun kekerasan tetaplah hal yang tidak baik dengan berbagai pikiran negatif. Kekerasan kepada pasangan sungguh sangat mengerikan. Jika ada seorang cowok misalnya memberikan kekerasan pada pasangannya atau mungkin sebaliknya kenapa sebelumnya ia memilih orang tersebut untuk menjadi pasangannya jika hanya untuk memberikan kekerasan. Seharusnya di dalam hubungan itu ditanam kan rasa kasih sayang dan hindari kekerasan.

    ReplyDelete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. Nama: tatyana
    Twt: @bluesky1319
    Link: https://twitter.com/bluesky1319/status/719823635532230657

    Jawaban
    Dalam hal apa pun dan kepada siapapun kekerasan tetap lah hal yang buruk dan hampir selalu memiliki makna yang negatif. Apalagi kepada pasangan yang seharusnya mereka cintai dan sayangi tapi justru mereka pukuli atau semacamnya. Dalam suatu hubungan harusnya didasari dengan cinta dan kasih bukan dengan kekerasan atau berbagai tindakan fisik walaupun dalam menyelesaikan masalah sekalipun. Seorang pasangan harusnya melindungi pasangannya bukan memberikan kekerasan kepada pasangannya

    ReplyDelete
  26. nama: Famia Kamilia
    twitter: @amifamia
    link share: https://mobile.twitter.com/amifamia/status/719913619425615872?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C8780605782

    jawaban:
    menurutku Kekerasan terhadap pasangan adalah hal yang sangat keji juga sangat tidak berprikemanusiaan orang yang melakukan kekerasan terhadap pasangannya, dan hal itu sangat tidak disukai oleh Allah, Harusnya seseorang yang berpasangan harus saling sayang bukannya saling menyakiti, jika saling menyakiti takutnya pas kemudian hari jadi menyesal dan rugi sendiri.

    ReplyDelete
  27. Announcement in my birthday :D

    ReplyDelete
  28. Putri Prama A.
    @putripramaa
    https://mobile.twitter.com/PutriPramaa/status/720199625181777920
    Menurutku kekerasan terhadap pasangan itu adalah sebuah kesalahan. Besar. Fatal. Entah kosakata apa lagi yang bisa disandingkan bersama kata 'kesalahan' tersebut agar berkesan sangat-sangat salah.
    Sebenarnya, tidak ada hal yang dapat membenarkan suatu kekerasan. Kekerasan tetaplah kekerasan. TIdak ada satu orang pun di dunia yang mampu bertahan dengan kekerasan, seperti batu yang ditetesi air terus-menerus, kekerasan demi kekerasan dapat menggerus fisik maupun psikis dari seseorang, cepat atau lambat. Karena akibat yang ditimbulkan itu, tidak ada satu pun pembenaran untuk kekerasan.
    Apalagi kekerasan pada pasangan. Pasangan itu tidak ada yang mendominasi sehingga kekerasan dapat terjadi. Berpasangan tidak memberikan sedikitpun celah bagi kekerasan bila itu memang benar-benar 'pasangan', jika kekerasan terjadi itu bukanlah pasangan melainkan korban-tersangka.
    Kekerasan terhadap pasangan itu seperti berteriak di ruangan tertutup yang bisa menimbulkan gema. Jika kekerasan terjadi maka akan ada pantulannya, ada akibatnya pada si pelaku maupun si korban. Oleh karena itu, kekerasan benar-benar nggak diperlukan baik kepada pasangan maupun ke yang lainnya. Tidak ada yang memiliki hak untuk melakukan kekerasan.
    Akan tetapi, mari realistis saja, jika kekerasan dilakukan dalam upaya melindungi diri dari suatu 'kesalahan' seperti pelecehan yang mungkin terjadi, kekerasan dapat dilakukan dengan syarat hal itu merupakan pilihan terakhir. Ada banyak cara untuk selamat tanpa kekerasan, Tuhan tahu betul itu.
    Terima kasih untuk giveawaynya, semoga aku beruntung. :)

    ReplyDelete
  29. Nama : Diah P
    Twitter : @She_Spica
    link share : https://twitter.com/She_Spica/status/720277200688193537

    Kekerasan trhadap pasangn trgntung konteksnya dlu. Jika niatnya untuk menyakiti jelas salah. Namun jika niatnya menasehati selama tidak memukul wajah mnurut saya tidak apa2. Tp seblumnya hrus menasehti dgn lisan dlu. Jika tidak brhasil bru dgn perbuatan. Jika prbuatan tidk brhasil jg, mka menasehati dgn hati alias mndoakan saja semga psangan bisa kmbali k jlan yg bnar.

    ReplyDelete
  30. Nama : Diah P
    Twitter : @She_Spica
    link share : https://twitter.com/She_Spica/status/720277200688193537

    Kekerasan trhadap pasangn trgntung konteksnya dlu. Jika niatnya untuk menyakiti jelas salah. Namun jika niatnya menasehati selama tidak memukul wajah mnurut saya tidak apa2. Tp seblumnya hrus menasehti dgn lisan dlu. Jika tidak brhasil bru dgn perbuatan. Jika prbuatan tidk brhasil jg, mka menasehati dgn hati alias mndoakan saja semga psangan bisa kmbali k jlan yg bnar.

    ReplyDelete
  31. Nama: Aya Murning
    Twitter: @murniaya
    Link share: https://twitter.com/murniaya/status/720282683201290241

    Bagiku kekerasan terhadap pasangan tidak sesempit hanya pada soal fisik, melainkan siksaan batin juga. Bagi pelaku laki-laki katakanlah mereka lebih sering main fisik, tapi jarang sekali ada wanita yang berlaku demikian pada lelakinya. Ketimbang main fisik, wanita justru lebih suka menyakiti langsung ke hati. Misalnya si wanita yang lebih sering berbohong ini itu padahal aslinya mau keluar dengan entah siapa sesuka hatinya tanpa memedulikan perasaan si lelaki jika sampai ketahuan, atau bahkan selingkuh dengan sejumlah lelaki sekaligus. Menurutku itu termasuk kekerasan karena sama saja seperti sudah menghantamkan palu besar ke hati si lelaki hingga hancur berkeping-keping. Wanita mau pun lelaki yang tega berselingkuh termasuk kejam, kekerasan terhadap hati. Siksaan batin. Fisik ada obatnya. Kalau sakit di hati? Trauma di batin? Kan susah...

    Karena seharusnya sebagai pasangan bisa saling menjaga perasaan pasangannya, memuliakan pasangannya. Kekerasan seperti ini merupakan indikasi bahwa suatu hubungan mudah goyah atau bahkan nggak bisa dipertahankan lagi. Jika tetap bertahan itu bukan hanya menyakiti pasangan, melainkan menyiksa diri sendiri karena membiarkan dirinya terkungkung dalam tekanan batin dan fisik terus-terusan.

    Yang namanya kekerasan, menurutku punya makna yang sudah jelas-jelas negatif, artinya itu adalah sesuatu yang buruk untuk dilakukan. Jika ada maksud baik, itu namanya mendidik atau memberi pelajaran. Tapi tidak pula harus dengan kekerasan karena mereka sudah sama-sama dewasa. :)

    ReplyDelete
  32. Nama : Sagita Nur Amalia.
    E-mail : sagitanuramalia96@gmail.com
    Akun Twitter : @Sagita_N_A
    link tweet : https://mobile.twitter.com/Sagita_N_A/status/720468823678263296?p=v

    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?"

    Jawab : Menurut pendapat ku itu merupakan suatu tindakkan yang sangat harus dihilangkan.
    Karena kekerasan itu sangat menyakitkan. Baik kekerasan fisik atau mental.
    Kekerasan dalam pasangan itu dapat menyebabkan perpecahan. Kekerasan biasa terjadi jika ada kesalahan, kesalah pahaman, ketidak percayaan, dll. Kekerasan mental (hati) lebih menyakitkan dari kekerasan fisik karena kalau fisik bisa di obati tetapi kalau hati susah untuk di obati.
    Maka kita harus menghindari kekerasan dalam pasangan dengan cara mempercayai masing-masing, terbuka, tidak menghianati, dll.

    Jangan sampai ada kekerasan dalam pasangan.

    ReplyDelete
  33. Nama = Ana Bahtera
    Twitter = @anabahtera
    Link share= https://twitter.com/anabahtera/status/720476182278483969


    "Apa pendapatmu tentang kekerasan terhadap pasangan—baik terhadap perempuan atau laki-laki?
    Allah yang Maha Kuasa pemilik segalanya pun sangat lembut terhadap hambaNya, menyayangi hamba-hambaNya. Kenapa kita sebagai ciptaanNya malah berani melakukan kekerasan terhadap sesama?

    Sangat tidak masuk akal rasanya, kekerasan yng dilakukan terhadap pasangan, jika kekerasan terjadi berarti tidak ada lagi cinta dalam hati, tidak ada lagi niat melindungi dan tidak ada lagi rasa saling memiliki. #AroundTheWorldWithLove

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...