photo wishlist_zps2544b6d7.png

Friday, June 22, 2012

Book Review: Percaya by Diego Christian

.

BOOK review
Started on: 18.Juni.2012
Finished on: 18.Juni.2012

Judul Buku : Percaya
Penulis : Diego Christian
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 232 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 34,000 (http://www.pengenbuku.net)

Rating: 4/5


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ia tidak pernah mempelajari tata cara untuk hal semacam ini. Ini lebih dari sekadar memberi penghiburan; ini lebih dari sekadar mengasuh anak. Anakku, seandainya kau tahu apa yang terjadi pada ayahmu dan apa yang sesungguhnya Ayah rasakan."

Percaya adalah sebuah kisah tentang sebuah keluarga yang dimulai dari sang anak perempuan yang bernama Tintani, atau lebih sering dipanggil Tintan. Kisah ini diawali dengan pesta ulang tahunnya yang ke-17; saat ketika ia seharusnya merasa paling bahagia. Akan tetapi bukan itu yang dirasakan oleh Tintan, sepanjang waktu ia merasa gelisah; disebabkan oleh satu hal yaitu, Ayahnya yang tak kunjung datang. Hubungan Tintan dan Ayahnya memang tidak pernah baik selama 13 tahun; mereka tidak pernah banyak bicara pada satu sama lain semenjak kematian sang Ibu saat Tintan berusia 4 tahun. Sejak kematian istrinya, Sofyan - Ayah Tintan - menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja, meraih prestasi yang gemilang dalam dunia kariernya. Sayangnya, hal tersebut menyebabkan Tintan kekurangan perhatian dari Ayahnya. Untungnya, selalu ada Anti - adik Sofyan, yang bernama Amanda, yang selalu menjaga dan memperhatikan Tintan seperti anaknya sendiri. Di pesta ulangtahun Tintan pun, Anti-lah yang selalu berusaha menghibur Tintan ketika gadis itu amat kecewa karena Sofyan telah mengingkari janjinya untuk datang ke pesta ulangtahunnya.

Sejak kejadian tersebut, Tintan merasa marah terhadap Ayahnya; karena telah mengingkari janji yang ia buat sendiri. Lebih tepatnya, Tintan merasa kecewa karena ia telah berharap terlalu banyak kepada Ayahnya. Namun justru saat ketika ia sangat marah pada Ayahnya, Sofyan mengungkapkan bahwa perusahaannya terlibat masalah besar; yang menyebabkan mereka harus pindah dari Jakarta dan tinggal di sebuah kota kecil berdua dengan Ayahnya. Tintan harus meninggalkan Anti dan teman-temannya, dan hanya hidup berdua bersama dengan Ayahnya yang selama ini seperti menganggapnya tidak pernah ada.

"Dengan menyukai mawar, Tintan adalah orang yang kuat dan berani, dia berani mengutarakan apa saja pendapatnya. Namun, dia juga seperti tulip, yang sebenarnya memiliki ketakutan meskipun mempunyai harapan kuat."
"Ketika semua kehidupan terpisah, dengan siapa ia akan hidup? Dengan Ayah yang hampir tidak pernah ditemuinya selama 24 jam dalam sehari? Tintan hidup dengan Anti dan teman-temannya. Ia sudah melibatkan perasaan yang terlalu dalam dengan mereka. Apa yang akan terjadi dengan hidup berdua saja dengan Ayahnya."

Banyak pertengkaran dan perselisihan yang terjadi selama Tintan tinggal berdua dengan Ayahnya. Tintan yang tidak tahan untuk bersama dengan Ayahnya lebih lama lagi memutuskan untuk pergi dan tinggal bersama Anti untuk sementara. Saat itu, Anti mengajarkannya banyak hal; seperti cara-cara mengerjakan pekerjaan rumah agar ia bisa mandiri. Anti selalu berusaha untuk membuat Tintan mengerti situasi yang sedang dihadapi oleh Ayahnya. Akan tetapi Anti mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh Tintan; sebuah rahasia yang berusaha ditutupi oleh Sofyan.

Akankah Tintan berhasil memperbaiki hubungannya dengan Ayahnya? Dan semuanya pun tak berhenti sampai di situ saja, karena ada sebuah rahasia yang tidak Tintan ketahui tentang Ayahnya...

Baca kisah selengkapnya di Percaya.


Aku rasa, sebagai novel debut Diego Christian, buku ini telah berhasil dituliskan dengan baik. Dari ringkasan alur cerita yang aku tuliskan di atas, aku hanya menceritakan kisah pembukanya saja, karena tidak akan seru kalau aku ceritakan semuanya. Sebenarnya menurutku awal buku ini sudah menceritakan tema keluarga dengan sangat baik; sayangnya bagian pertengahan hingga akhir buku ini seperti tidak lagi membahas tentang itu (karena suatu hal). Awalnya aku berharap bahwa konflik antara Tintan dan Ayahnya bisa berkembang lebih baik dan lebih emosional; tetapi semuanya berkembang dengan cepat dan membuat kisah tentang keluarganya berakhir dipertengahan. (susah mengungkapkan opiniku karena takutnya spoiler).

Meskipun aku merasa kurang puas dengan alur ceritanya, aku cukup menyukai gaya penulisannya yang mengalir dengan baik; sehingga aku bisa menikmati buku ini dari awal hingga akhir. Dalam hati sebenarnya aku berharap ada sedikit bumbu kisah cintanya meskipun fokusnya tentu saja tetap hubungan Tintan dengan keluarganya. Tetapi tanpa bumbu percintaan pun, buku ini tetap berkesan dengan pesan untuk selalu menyayangi keluarga kita dan percaya kepada mereka. Selain tentang keluarga, sebenarnya buku ini juga menceritakan tentang hubungan Tintan dengan sahabat-sahabatnya; yang beberapa dari mereka tidak sungguh-sungguh tulus berteman dengan Tintan. Berikut adalah beberapa quotes yang sangat aku suka dari buku ini, yang telah berhasil menaikkan ratingku untuk Percaya:

"Kehilangan sesuatu yang baru digenggamnya sebentar saja, lalu menghilang begitu cepat. Selalu ada kata andai saja sesaat setelah kita kehilangan sesuatu."
"Dengar, saat kamu gagal yang seharusnya mengganggu pikiran kamu bukan pertanyaan kenapa saya gagal, kenapa saya menderita, kenapa dunia jahat pada saya. Tapi, kamu harus ganggu diri kamu sendiri dengan pertanyaan bagaimana caranya saya bangkit, bagaimana saya bisa mengalahkan keadaan.... Pemenang sejati bukan orang yang selalu menang setiap kali pertandingan, tapi mereka yang selalu bangkit setiap mereka jatuh."
"Tintan menyadari, kesepian yang ia rasakan selama tiga belas tahun terakhir ini ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan anak-anak yang berada di dalam Rumah Matahari. Mereka punya lebih banyak alasan untuk membenci hidup, tetapi nyatanya mereka tidak ingin. Bagi mereka, itu sudah lebih dari cukup dibandingkan dengan hidup di jalanan atau menjadi budak orang lain."

Overall, seperti yang aku katakan, aku cukup senang dengan buku ini; meskipun dengan beberapa ketidakpuasan pada beberapa faktor. Terlebih lagi aku merasa banyak pelajaran penting yang bisa dipetik dari cerita ini, menambahkan nilai plus tersendiri dariku. Looking forward to Diego Christian's next work :))


by.stefaniesugia♥ .

4 comments:

  1. Hi Stefanie, terima kasih banyak ya. Blog kamu bagus banget. Aku mau rajin baca review buku di blog kamu ah :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...