photo wishlist_zps2544b6d7.png

Monday, March 17, 2014

Book Review: The Silence of the Lambs (Domba-domba Telah Membisu) (Hannibal Lecter, #2) by Thomas Harris

.
BOOK review
Started on: 9.March.2014
Finished on: 12.March.2014

Judul Buku : The Silence of the Lambs (Domba-domba Telah Membisu) (Hannibal Lecter, #2)
Penulis : Thomas Harris
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 480 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 62,000

Rating: 4.5/5
Baca Review Red Dragon (Hannibal Lecter, #1) by Thomas Harris
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
"Semua korban Buffalo Bill wanita, obsesinya adalah wanita, ia hidup untuk memburu wanita. Tapi tak satu wanita pun memburu Buffalo Bill sebagai pekerjaan utama. Tak satu penyelidik wanita pun mempelajari semua kejahatannya."
Clarice Starling adalah seorang trainee FBI yang mendapat tugas dari atasannya, Jack Crawford, untuk memberikan kuesioner kepada Hannibal Lecter untuk melengkapi database profil psikologis pembunuh berantai. Dr. Lecter adalah seorang psikiatri klinis yang berpengalaman, namun ia juga telah merenggut nyawa 9 orang korban yang adalah pasiennya sendiri dengan amat kejam. Oleh karena itulah ia kini menghabiskan hidupnya di dalam sel Baltimore State Hospital for the Criminally Insane. Seiring pembacaran keduanya, Hannibal Lecter membahas tentang kasus pembunuhan berantai yang sedang banyak dibicarakan; pembunuh yang disebut Buffalo Bill karena ia menguliti hasil buruannya. Pada akhir pertemuan mereka, Dr. Lecter memberikan sebuah petunjuk yang samar kepada Starling.

Seiring berjalannya waktu, Starling kembali menemui Dr. Lecter untuk menggali informasi lebih lanjut tentang Buffalo Bill. Namun Dr. Lecter hanya bersedia membagi sebagian dari apa yang ia ketahui dengan ganti informasi tentang masa lalu Starling sebagai seorang yatim piatu. Korban keenam Buffalo Bill ditemukan di West Virginia, dan Starling mendapat kesempatan untuk melakukan autopsi terhadap mayat seorang wanita yang telah dikuliti dan dibuang di sungai. Sesuai prediksi Dr. Lecter, korban kali ini adalah yang pertama kali kepalanya dikuliti - dan berkat ketelitian Starling, ia menemukan kepompong ngengat yang tersangkut di tenggorokan korban.
"Starling mempelajari psikologi dan kriminologi di sekolah bermutu. Sudah berkali-kali ia menyaksikan hal-hal mengerikan yang terjadi di dunia ini. Tapi baru sekarang ia benar-benar tahu: sesekali muncul makhluk yang berlindung di balik wajah manusia, yang mendapatkan kesenangan dari tubuh yang kini tergolek di meja autopsi di Potter, West Virginia, di ruangan dengan wallpaper bermotif bunga mawar. Starling tahu ia akan terus dihantui oleh pengetahuan itu, dan ia perlu membuat dirinya kebal jika ingin bertahan."
Penyelidikan dilanjutkan dengan memeriksa kepompong tersebut; namun saat para FBI sedang sibuk, Buffalo Bill-pun tidak berdiam diri dan mengincar korban selanjutnya. Gadis yang malang itu bernama Catherine Baker Martin, putri seorang senator. Berpegangan pada fakta bahwa Dr. Lecter mengetahui siapa Buffalo Bill sebenarnya, Starling kembali berusaha mengorek informasi dengan cara yang disarankan oleh Jack Crawford. Mereka juga merencanakan imbalan yang dapat membujuk Dr. Lecter untuk membongkar identitas Buffalo Bill. Akan tetapi mereka kalah langkah dibanding Dr. Chilton - kepala rumah sakit tempat Dr. Lecter ditahan. Ia menyampaikan bahwa Senator Martin menawarkan kepindahan Dr. Lecter ke Brushy Mountain State Prison dengan dijemput oleh Tennessee State Police jika Dr. Lecter bersedia mengidentifikasi Buffalo Bill - dan menyelamatkan Catherine. Tentu saja, Dr. Lecter melihat tawaran tersebut sebagai sebuah kesempatan emas.
"Akhirnya Dr. Chilton mengatakan sesuatu yang menarik, tanpa menyadarinya. Dr. Lecter mengerutkan bibir di balik topeng hoki es. Dijemput polisi. Polisi tidak seteliti Barney. Polisi terbiasa menangani penjahat. Mereka cenderung memborgol tangan dan merantai kaki. Borgol dan rantai bisa dibuka dengan kunci borgol. Seperti punyaku." — Dr. Hannibal Lecter
Starling dan Jack Crawford dikejar oleh waktu untuk menyelamatkan Catherine Baker Martin; karena Buffalo Bill biasanya hanya menunggu maksimal seminggu sebelum membunuh dan menguliti korbannya. Meski demikian, butuh banyak waktu untuk mengetahui sosok di balik julukan Buffalo Bill. Starling mengingat-ingat setiap perkataan Dr. Lecter dan berusaha keras menarik titik-temu antara semua petunjuk tersebut. Di sisi lain, Dr. Lecter memanfaatkan kesempatan yang ada di matanya untuk meraih kembali kebebasan yang sudah lama ia rindukan.

  Baca kisah selengkapnya di The Silence of the Lambs
image source: here. edited by me.
The Silence of the Lambs punya konsep yang hampir serupa dengan buku sebelumnya, Red Dragon - yaitu fokus ceritanya adalah pada seorang pembunuh berantai, dan Dr. Hannibal Lecter sebagai pemberi petunjuk dengan segala kecerdasannya. Tentu saja, aku jauh lebih puas dengan buku ini, karena porsi Dr. Lecter jauh lebih banyak dan ada banyak kesempatan untuk menunjukkan betapa ia adalah seorang sosiopat yang luar biasa cerdas dan juga berkelas. Aku juga lebih suka dengan penjabaran cerita dalam buku ini; semuanya terasa lebih mengalir dan dapat kunikmati dengan baik. Meskipun beberapa kali kutemukan typo dan juga kesalahan dalam penempatan tanda baca, terjemahannya cukup baik dan aku dapat merasakan sensasi menegangkan dalam ceritanya.

Buku ini masih menggunakan sudut pandang ketiga seperti buku sebelumnya, akan tetapi pemeran utama dalam The Silence of the Lambs bukan lagi Will Graham (yang ending-nya mengenaskan di buku sebelumnya). Karakter Clarice Starling digambarkan sebagai sosok yang cerdas, sehingga ia dapat menghadapi Dr. Hannibal Lecter dengan berani. Paruh pertama ceritanya terfokus pada penyelidikan terhadap Buffalo Bill. Bersamaan dengan itu, pertemuan Starling dengan Dr. Lecter semakin mengembangkan karakter sosiopat yang luar biasa dikagumi ini. Seperti buku sebelumnya juga, sosok di balik pembunuh berantai juga diperkenalkan kepada pembaca - agar pembaca dapat mengetahui latar belakang dan perilaku sang 'monster'. Walaupun kasus kali ini jauh lebih mengerikan (sekaligu menjijikkan) karena pembunuhnya menguliti para korban, untungnya aku tidak menghabiskan banyak waktu untuk membayangkan adegannya dalam kepalaku ;___;. Yang jauh lebih menyeramkan daripada Buffalo Bill adalah apa yang dilakukan oleh Dr. Hannibal Lecter; tapi aku tidak akan membahas bagian tersebut lebih lanjut supaya tidak spoiler ;) Yang jelas aku sangat mengantisipasi aksi Dr. Hannibal Lecter di buku selanjutnya! Sedangkan ending untuk Buffalo Bill sendiri sebenarnya cukup mengejutkan (karena sama sekali tidak kuduga akan terjadi kebetulan seperti itu), tetapi semuanya berakhir dengan menegangkan - sesuai dengan harapanku ;)
"Dan bayangan itulah yang terukir dalam benak Starling. Dr. Lecter saat tidak bermain-main. Saat ia berdiri di dalam selnya yang putih, dengan sikap bagaikan penari, dengan tangan terkunci di depan dada dan kepala sedikit dimiringkan."
"Dia memakai seragam Pembry dan sebagian dari wajahnya. Dan dia juga mengambil sekitar setengah kilo daging Boyle. Mayat Pembry dibungkusnya dengan seprai kedap air dari selnya, agar darahnya tidak menetes-netes, dan diletakkan di atas lift."
Aku sempat menyatakan 'ketertarikan'-ku pada karakter Hannibal Lecter di review buku sebelumnya, dan (entah ini terdengar aneh atau tidak) kali ini aku sudah menjadikannya karakter favoritku :) Aku sempat browsing beberapa review di Goodreads, dan untungnya aku bukan satu-satunya orang yang jatuh cinta dengan aura serta perilaku Hannibal Lecter yang amat berkelas. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa begitu suka dengan karakter yang denyut nadinya tidak lebih dari 85 saat memakan lidah seorang suster. Bagian yang sangat aku sukai adalah Hannibal Lecter 'menghukum' orang yang telah bertindak tidak sopan pada Clarice Starling - dan meskipun hukumannya sangat tidak menyenangkan, entah mengapa aku juga jadi sedikit kagum pada karakter Dr. Lecter ini. Setiap kata-kata, analisa, dan kesimpulannya selalu terdengar cerdas. Ia juga sepertinya dapat melihat tembus ke dalam hati seseorang, karena ia adalah seorang psikolog. Aku sangat tidak sabar untuk melihat lebih banyak aksi Dr. Lecter di buku ketiga, Hannibal, yang seharusnya lebih banyak fokus pada karakter utama dari serial ini ^3^

http://25.media.tumblr.com/3f3a41129dc5c46579acb217113cd003/tumblr_n1xj8gV3nh1r8g7kno6_250.gif http://25.media.tumblr.com/e994c1f2b246db1846a6f92ada6d30f8/tumblr_n1xj8gV3nh1r8g7kno3_250.gif
http://24.media.tumblr.com/b0bd660365c477220c7558000c004d76/tumblr_n1xj8gV3nh1r8g7kno4_250.gif http://24.media.tumblr.com/339a1ecf38ccdf1ca1d193560b218b05/tumblr_n1xj8gV3nh1r8g7kno7_250.gif

Dengan buku kedua ini, aku semakin menyukai serial Hannibal Lecter yang ditulis oleh Thomas Harris ini. Karakter Hannibal Lecter adalah sosok yang telah meninggalkan kesan yang mendalam bagiku. Semoga di buku selanjutnya, kisah yang dituliskan oleh Thomas Harris akan tetap (atau bahkan lebih) menegangkan dan seru. Aku juga berharap tidak akan menemukan typo di buku selanjutnya seperti yang aku temukan di dua buku terjemahan sebelumnya. *The Silence of the Lambs diadaptasikan ke layar lebar pada tahun 1991 (dibuat sebelum Red Dragon diadaptasi). Aku masih belum yakin apakah aku akan menonton dan menulis movie adaptation review untuk buku ini. Mungkin aku masih bisa bertahan dengan deskripsi tulisan, tapi aku gampang ngeri dengan visual. Padahal aku sangat penasaran dengan aksi Anthony Hopkins sebagai Dr. Hannibal Lecter :( Bagi yang belum pernah melihat film ini juga, di bawah ini adalah trailer The Silence of the Lambs ;)

 
by.stefaniesugia♥ .

3 comments:

  1. Salah satu film favorit saya, hehehe, saya hanya nonton filmnya tapi blum baca novelnya.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...