photo wishlist_zps2544b6d7.png

Tuesday, December 4, 2012

Book Review: Bidadari Bidadari Surga by Tere Liye

.
BOOK review
Started on: 20.November.2012
Finished on: 28.November.2012

Judul Buku : Bidadari Bidadari Surga
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tebal : 365 Halaman
Tahun Terbit: 2008
Harga : Rp 40,000 (http://tbodelisa.blogspot.com/)

Rating: 4/5
*trailer for movie adaptation at the end of this review.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Tapi lupakan! Lupakan soal pertemuan di Piaza de Palozzo besok pagi. Lupakan soal kesepakatan bisnis itu, meski mereka butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Itu bisa diurus nanti-nanti, jika masih sempat.... Pulang segera ke Lembah Lahambay jauh lebih penting. Itu benar-benar jauh lebih penting."
Kisah ini diawali dengan memperkenalkan sejumlah karakter yang sedang berada dalam situasi yang amat penting bagi setiap mereka. Dimulai dari Profesor Dalimunte, yang akan mempresentasikan penelitian dan penemuannya di hadapan banyak orang; Ikanuri dan Wibisana, yang sangat mirip satu sama lain baru saja tiba di Roma untuk melakukan kesepakatan bisnis - sesuatu yang telah mereka usahakan untuk waktu yang lama; dan ada pula Yashinta, yang sedang berada di puncak Gunung Semeru melakukan penelitian. Meskipun mereka berada dalam situasi yang amat penting dalam kehidupan mereka, semuanya menjadi tidak berarti saat sebuah SMS mereka terima; sebuah SMS yang seketika membuat mereka semua memutuskan untuk kembali pulang...

Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta bersaudara; dan SMS yang mereka terima berasal dari Mamak mereka yang tinggal di Lembah Lahambay, mengabarkan tentang kakak sulung mereka - Laisa, yang sedang sakit keras dan Mamak meminta mereka semua untuk segera pulang. Tanpa pikir panjang, mereka semua bergegas berangkat ke Lembah Lahambay - bahkan Ikanuri dan Wibisana yang baru saja tiba di Eropa juga melakukan hal yang sama. Dalam perjalanan mereka pulang, tanpa mampu ditahan mereka mengingat semua pengorbanan yang telah dilakukan Kak Laisa bagi mereka; mengorbankan kebahagiaannya sendiri dan menjadikan adik-adiknya orang yang berhasil.
"Dalimunte mungkin tidak akan pernah tahu. Tidak pernah! Kak Laisa sama gugupnya seperti dia, sama gentarnya bicara di tengah-tengah balai kampung itu. Tetapi Kak Laisa tidak akan pernah membiarkan adik-adiknya kecewa. Tidak akan pernah membiarkan adiknya merasa malu. Jika harus ada yang kecewa dan malu, itu adalah dia. Bukan adik-adiknya."
Sejak kecil, Dalimunte dan saudara-saudaranya hidup di bawah ajaran dan didikan Kak Laisa - yang berhenti sekolah demi membantu Mamak bekerja. Kak Laisa selalu mengajarkan mereka untuk bekerja keras, rajin sekolah, dan giat - agar bisa meraih kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Meskipun Kak Laisa seringkali marah dan keras terhadap adik-adiknya, cinta dan rasa sayang yang ia miliki untuk mereka seolah tak terbatas. Saat Ikanuri dan Wibisana sudah menyakiti hatinya, Laisa tidak pernah mengingat hal itu dan tetap menolong keduanya saat berada dalam bahaya; saat Yashinta sakit, Kak Laisa-lah yang mengorbankan dirinya sendiri demi mencari pertolongan sesegera mungkin; bahkan saat Dalimunte terpojok oleh perkataan orang lain, Kak Laisa-lah yang berdiri menggantikan posisi Dalimunte. Semua pengorbanan Kak Laisa membuat adik-adiknya rela mengorbankan apapun demi menemui Kakak mereka saat itu juga.
"Suatu hari nanti, sungguh kalian akan melihat berjuta kerlip cahaya lampu yang jauh lebih indah di luar sana, di luar lembah kita... suatu saat nanti kalian akan melihat betapa hebatnya kehidupan ini... Betapa indahnya kehidupan di luar sana. Kalian akan memiliki kesempatan itu, yakinlah... Kakak berjanji akan melakukan apapun demi membuat semua itu terwujud."
Buku ini menceritakan kisah kehidupan keluarga Mamak yang tidak hanya harmonis dan penuh kasih sayang; namun juga penuh dengan perjuangan. Berbagai potongan kenangan masa lalu yang teringat oleh Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta, terurai menjadi sebuah kisah yang indah. Bagaimanakah akhir kisah kehidupan Kak Laisa?

  Baca kisah selengkapnya di Bidadari Bidadari Surga.

Sebenarnya sudah cukup lama aku mempunyai buku ini dan membiarkannya menunggu di rak buku untuk beberapa waktu karena tertimbun buku-buku baru yang lain. Kemudian Facebook sang penulis, Darwis Tere Liye, beberapa kali menampilkan gambar-gambar yang ternyata berasal dari adegan film adaptasi Bidadari-Bidadari Surga. Cerita-cerita yang berhasil diangkat menjadi sebuah film selalu berhasil menarik perhatianku, oleh karena itu dengan segera aku memasukkan Bidadari Bidadari Surga sebagai bacaan berikutnya. Dibandingkan novel-novel Tere-Liye yang lebih baru, Bidadari Bidadari Surga tidak mempunyai konflik yang terlalu banyak; akan tetapi pesan-pesan yang disampaikan ceritanya tetap dalam dan penuh makna.

Alur cerita buku ini terfokus pada kisah keluarga Mamak di Lembah Lahambay dan tentu saja pada awalnya menceritakan perjuangan 4 saudara itu untuk segera kembali pulang. Dalam perjalanan mereka menuju Lembah Lahambay, ceritanya di bawa mundur ke beberapa tahun silam - mengenang masa kecil mereka bersama Kak Laisa yang mengharukan dan menyentuh hati. Lewat kenangan-kenangan inilah, aku dibuat mengenal setiap karakter dengan lebih baik dan mengenal pengorbanan yang telah dilakukan Kak Laisa untuk adik-adiknya. Jujur saja aku sebenarnya agak bingung harus menuliskan apa pada ringkasan cerita di atas, karena aku berpikir bahwa semua kenangan-kenangan bersama Kak Laisa itu harus dinikmati sendiri dan diresapi maknanya. Meskipun aku menikmati buku ini dengan sangat baik, aku memberi rating 4 untuk Bidadari Bidadari Surga karena tidak ada konflik yang benar-benar memicu semangatku dan membuatku tenggelam dalam ceritanya.

Buku ini sama sekali tidak mempunyai karakter antagonis; sesuatu yang biasanya sulit untuk aku sukai. Akan tetapi Tere-Liye selalu berhasil membuat sebuah kisah yang sederhana menjadi cerita yang istimewa. Jika diharuskan memilih satu karakter yang menjadi favoritku dalam buku ini, tentu saja aku akan memilih Kak Laisa - karakter yang menjadi fokus utama dari kisah Bidadari Bidadari Surga ini. Banyak sekali pesan yang bisa diambil dari kehidupan serta tindakan yang Kak Laisa lakukan bagi keluarganya; terlebih lagi kisah tentang masa lalu dan asal-usulnya membuatku semakin terenyuh penuh haru (tidak akan diceritakan supaya tidak spoiler :p). Meskipun Kak Laisa banyak berkorban, banyak kekurangan, dan mempunyai banyak sekali alasan untuk mengeluh - ia sama sekali tidak pernah mengeluh maupun bersedih di hadapan adik-adiknya. Dan saat semua adik-adiknya telah memperoleh pasangan masing-masing tidak seperti dirinya, ia tidak pernah iri hati atau marah - malah turut gembira untuk mereka. Walaupun Kak Laisa tidak mendapatkan banyak hal dalam kehidupannya, ia tetap hidup berbahagia - di sinilah aku memetik pelajaran penting; bahwa meskipun kehidupan kita mempunyai banyak kekurangan dan ketidakpuasan, kita bisa memilih untuk tidak mengeluh dan tetap berbahagia :)

Secara keseluruhan, novel ini adalah kisah keluarga yang manis dan sangat berkesan; meskipun tidak ada konflik besar, cerita ini tetap mampu menghibur dan sangat nyaman untuk dibaca - terlebih lagi dengan gaya penulisan bang Tere yang khas. Dan seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, buku Bidadari-Bidadari Surga akan dibuat film adaptasinya. Aktor dan aktris yang akan main di film ini pun cukup menjanjikan, antara lain adalah: Nirina Zubir (pemeran Kak Laisa), Nino Fernandez (yang jadi Dalimunte, ganteng :p♥♥), Nadine Chandrawinata, Rizky Hanggono, dst. Aku menaruh banyak harapan pada film ini, dan aku cukup senang Indonesia mulai banyak mengeluarkan film adaptasi dari buku yang lebih berkualitas sekarang :)) Berikut official trailer untuk adaptasi filmnya :)

 
by.stefaniesugia♥ .

4 comments:

  1. baru tau nih kalau mau difilmkan.
    dan bukunya belum saya baca soalnya belum minat, covernya udah bikin males duluan *alesan*.

    ReplyDelete
  2. whoaaa bagus kayaknya ceritanya
    ini aja baca reviewnya udah merinding membayangkan sosok Kak Laisa

    ReplyDelete
  3. iya, aku sudah membacanya sampai tuntas dan hasilnya kekaguman pada tokoh laisa pun muncul... wah, wajib nonton nih kalau sudah dirilis :)

    ReplyDelete
  4. aku suka novel ini. yah, meskipun nggak ada konfliknya, tapi aku suka sama nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
    menurutku filmnya nggak terlalu bagus. nirina kelihatan terlalu cantik untuk jadi laisa hahaha :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...