photo wishlist_zps2544b6d7.png

Wednesday, August 7, 2013

Book Review: Marriageable by Riri Sardjono

.
BOOK review
Started on: 3.August.2013
Finished on: 4.August.2013

Judul Buku : Marriageable
Penulis : Riri Sardjono
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 368 Halaman
Tahun Terbit: 2013
Harga: Rp 41,650 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4.5/5

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku mendesah lelah sambil menatap laut dengan pandangan mengantuk. "Kadang gue pikir, gue nggak pengin kawin. Tapi kadang gue ngerasa itu nggak normal dan seharusnya gue emang kawin. Tapi gue takut sakit kalau gue kawin. Tapi gue takut kesepian kalau gue nggak kawin.""
Usia Flory menjelang tiga puluh dua, dan ia belum juga menikah. Oleh karena itu ibunya, yang lebih sering disebut Mamz, menjodohkan anak gadisnya dengan seorang lelaki bernama Vadin. Sejak melihat Vadin untuk yang pertama kali, Flory sebenarnya cukup tertarik dengan lelaki itu. Namun Flory selalu bersikap seolah ia tidak menyetujui perjodohan yang direncanakan oleh Mamz. Demikian pula halnya dengan Vadin yang dengan cepat terpesona oleh gaya bicara Flory yang blak-blakan dan bisa membuatnya nyaman. Flory-pun diliputi keraguan dan dilema tentang perjodohannya dengan Vadin.

"Apakah setiap perempuan secara naluri memang mencari Mr. Right? Apakah justru itu yang menjadi salah satu penyebab terbesar dari kekecewaan kami? Karena seperti kata Gerry, di bawah sini nobody perfect. Sementara kekurangan tidak mungkin ada di dalam kriteria Mr. Right. Seperti para lelaki yang mengharapkan kesempurnaan fisik perempuan, kami juga mengharapkan kesempurnaan entah apa."
Dalam kebingungannya, Flory mencari jawaban lewat sahabat-sahabatnya: Gerry, Dina, Kika, dan Ara. Setelah mendengar berbagai macam opini dari sahabatnya, Flory pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Vadin akan tetapi dengan syarat bahwa mereka tidak akan melakukan hubungan seksual tanpa cinta. Kemudian dimulailah kehidupan pernikahan Flory dan Vadin yang absurd. Keduanya tinggal di satu rumah tetapi dalam kamar tidur yang berbeda. Meski semakin lama Flory dan Vadin menjadi akrab bahkan merasa nyaman, Flory masih tidak yakin apakah yang ia rasakan ini cinta.

Pernikahan Flory mengalami goncangan saat ia mendapati Vadin sedang bersama dengan seorang perempuan bernama Nadya di sebuah restoran. Nadya adalah sosok perempuan yang sempurna, yang kemudian dijuluki sebagai Barbie oleh Flory. Dan Flory merasa terusik karena Vadin tidak memperkenalkan dirinya dengan status istri kepada Nadya. Walaupun Flory tidak rela mengakuinya, ia tidak suka Vadin pergi makan berdua dengan perempuan lain - apalagi yang secantik Nadya. Oleh karena itu Flory telah merencanakan mind game untuk suaminya.
"Benarkah itu lebih baik daripada menemukan orang yang tepat? Tapi mungkin Vadin benar. Orang yang menyenangkan bisa membuat kita merasa hidup, bukan hanya sekadar mendampingi kita menjalani hidup. Dan untuk bisa merasa hidup, kita butuh tertawa sesering mungkin. Namun, justru di situlah letak permasalahannya. Tertawa adalah sesuatu yang mahal."
Berkat pekerjaan baru Flory, ia mengenal atasannya yang tampan bernama Bimo. Belakangan ia juga bertemu kembali dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya dulu, Gilang. Flory memanfaatkan keberadaan dua lelaki itu untuk memberi pelajaran kepada Vadin, yang ia duga telah berselingkuh. Akan tetapi lama-kelamaan Flory mulai ragu dengan tindakannya. Hubungan keduanya pun menjadi semakin rumit karena pemikiran Flory sendiri. Selama pernikahannya berlangsung, Flory tidak pernah menyatakan bahwa ia mencintai Vadin. Dan saat Flory menyadari perasaan yang ia miliki untuk Vadin, mungkin semuanya sudah terlambat.
"Itu yang selalu orang katakan pada kita saat usia kita mencapai jumlah angka tertentu. Umur kamu sudah cukup untuk menikah. Atau bahkan, kamu terlalu tua untuk belum menikah.
Umur, dan bukan kedewasaan.
Sementara umur tidak bisa menyelesaikan masalahku dan Vadin."
Baca kisah selengkapnya di Marriageable.
image source: here. edited by me.
Well, I definitely had so much fun reading this book.  Seperti yang aku tuliskan di ringkasan cerita, alur ceritanya cukup biasa - bahkan bisa dibilang klise. Buku ini adalah cetakan ketujuh, sedangkan cetakan pertamanya terbit tahun 2006 - dan aku rasa saat itu masih jarang muncul kisah tentang perjodohan seperti ini. Akan tetapi membaca buku ini pada tahun 2013, aku sudah beberapa kali menemui cerita yang serupa - sehingga tidak terlalu banyak kejutan baru di dalamnya. Namun, charm dari buku ini aku rasa terletak pada gaya penulisan dan juga karakter-karakternya. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyelesaikan buku ini karena pembawaan ceritanya yang kocak dan menyenangkan.

Alur ceritanya, seperti yang sudah aku bahas di atas, sebenarnya cukup sederhana. Perjodohan antara Flory dan Vadin, yang awalnya tidak disetujui oleh Flory, namun akhirnya dijalani juga karena Flory takut ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bisa menikah. Permasalahan utama dalam cerita ini adalah rasa cemburu dan ketidakinginan Flory untuk mengakui perasaannya yang sebenarnya. Namun dibanding permasalahan itu sendiri, bagian yang paling seru justru saat Flory menceritakan segala hal tentang pernikahannya pada sahabat-sahabatnya; dan mendapatkan berbagai macam respon yang berbeda. Seluruh percakapan mereka sangat blak-blakan dan frontal tentang hubungan lelaki-wanita. Pada bagian tengah aku sempat merasa jenuh karena rasanya tidak ada perkembangan berarti antara Flory-Vadin; karena terlalu banyak fokus kepada girl-talk (plus Gerry) yang mendiskusikan langkah Flory selanjutnya. Padahal aku membutuhkan lebih banyak momen unyu antara Flory dan Vadin. Meskipun begitu, aku cukup puas dengan ending-nya, yang tetap berhasil membuatku tertawa atas kebodohan Flory. Walaupun buku ini mempunyai jalan cerita yang cukup klise, harus kuakui aku sangat menikmatinya. Di balik semua kisah percintaan ini, terselip pesan tentang pernikahan. Bahwa dalam sebuah pernikahan dibutuhkan komunikasi, bukannya menebak-nebak dan berprasangka - yang malah menimbulkan banyak kesalahpahaman. Dan membuatku berpikir juga, saat memilih pasangan hidup, apa sih yang sebenarnya menjadi kriteria untuk sang Mr. Right?
"Kupandangi satu persatu wajah teman-temankku yang sedang tertawa. Sekelompok orang yang dikuasai oleh hormon. Kadang menyebalkan, tapi selalu membuatku tertawa. Bahagia dan merasa aman. Karena aku tahu, aku punya tempat untuk berlari. Mengadukan cerita hidupku, kepada lima pasang tangan yang terbuka dengan tulus. Menyediakan bahu mereka untukku."
Riri Sardjono telah berhasil menciptakan karakter-karakter yang sangat menarik dalam buku ini. Masing-masing sahabat Flory memiliki ciri khas sendiri; sehingga saat membaca percakapan mereka, sedikit banyak kita bisa menebak siapa yang sedang berbicara. Kalau kalimatnya penuh dengan keromantisan dan keajaiban cinta, itu pasti Ara. Yang berhasil mengalahkan Nadya, adalah sosok Dina yang personality-nya tidak kalah dengan sang Barbie. Akan tetapi, seperti yang sudah aku bilang, aku sebenarnya sangat menginginkan lebih banyak munculnya Vadin - karakter favoritku ;__;. Sebagai seorang pengacara yang pandai berbicara dan berargumen, aku merasa ia sangat menarik (baik sebagai karakter fiksi, maupun dalam kehidupan nyata). Ia mempunyai sisi yang serius, tetapi juga bisa membuat tertawa. Bahkan saat membaca buku ini pun, aku bisa membayangkan betapa nyaman dan menyenangkan jika tinggal bersama Vadin (kecuali fakta kalau dia merokok). Mungkin sosok seperti Vadin adalah tipe pria yang aku inginkan untuk jadi suami (?) :p

Dari awal hingga akhir, Marriageable adalah buku yang menyenangkan dan sangat menghibur untukku. Tema perjodohan yang sudah cukup sering dibawakan ini menjadi amat menarik lewat penulisan Riri Sardjono. Percakapan yang blak-blakan tentang hubungan cinta/pernikahan-lah yang mungkin membuat buku ini masuk kategori novel dewasa. Dan lewat kesederhanaan ceritanya, perasaan cinta yang manis tersampaikan kepada pembaca. Jika Riri Sardjono menulis novel lagi, aku tidak akan ragu untuk membacanya :))

by.stefaniesugia♥ .

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...