photo wishlist_zps2544b6d7.png

Monday, June 3, 2013

Book Review: Restart by Nina Ardianti

.

BOOK review
Started on: 26.May.2013
Finished on: 30.May.2013


Judul Buku : Restart
Penulis : Nina Ardianti
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 456 Halaman
Tahun Terbit: 2013
Harga: Rp 46,750 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4/5
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Ada hal-hal dalam hidup yang lo tahu bahwa itu adalah sebuah kesalahan tapi lo nggak akan benar-benar tahu bahwa itu adalah sebuah kesalahan - karena satu-satunya cara untuk mengetahui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan adalah dengan membuat kesalahan itu terjadi."
Syiana, seorang cewek sinis dan sarkastis baru saja mengalami patah hati setelah mendapati pacarnya selama 3 tahun, Yudha, berselingkuh. Syiana berasal dari keluarga yang berantakan, sehingga kesetiaan dan kepercayaan adalah faktor yang sangat penting baginya. Kesedihan itu membawanya pergi ke Hongkong untuk lari dari semuanya. Tetapi pelariannya justru membuatnya semakin kesal karena ia bertemu dengan Yudha di sana, dan bertemu dengan lelaki menyebalkan yang menuduhnya sembarangan. Tanpa mengetahui bahwa lelaki menyebalkan itu adalah Fedrian, salah satu anggota band terkenal di Indonesia bernama Dejavu, Syiana tidak segan menyiram wajah lelaki itu dengan segelas bir.

Sekembalinya dari Hongkong, Syiana harus kembali pada pekerjaannya mengurus perilisan Music Card untuk bank Asia Pasifik tempatnya bekerja. Takdir sepertinya tidak berpihak kepada Syiana karena Dejavu ditunjuk menjadi brand ambassador untuk Music Card, dan gadis itu baru tahu bahwa lelaki yang ia siram dengan bir itu adalah orang yang sangat terkenal dan dipuja-puja di Indonesia. Pertemuannya kembali dengan Fedrian tidak hanya membuatnya malu tetapi juga sebal dengan kesombongan dan kepercayaan diri lelaki itu. Tanpa basa-basi Fedrian mengajaknya makan siang dan sejak saat itu Fedrian terus-menerus muncul di hadapan Syiana.
"Mungkin ini adalah saat konstelasi bintang dan benda langit berubah. Pada saat itu berlangsung, mungkin bumi mengerut menjadi sangat kecil, sehingga pepatah bahwa dunia itu sempit benar-benar terjadi."
"Seandainya mematikan perasaan bisa semudah mematikan sambungan telepon, hidupku pasti akan jauh lebih mudah."
Pertemuan keduanya selalu dibumbui dengan kata-kata pedas dan sarkastis dari Syiana, dan dibalas dengan serupa oleh Fedrian. Namun perlahan-lahan Syiana membuka dirinya kepada Fedrian yang awalnya begitu menyebalkan dengan segala tingkah-laku-artisnya yang sangat percaya diri. Di saat yang bersamaan, Yudha terus-menerus berusaha meminta maaf dan bertemu kembali dengan Syiana. Kiriman bunga yang berasal dari Yudha berkali-kali datang di meja kerjanya, tetapi Syiana sama sekali tidak bisa melupakan perbuatan lelaki itu kepadanya.

Dalam usahanya untuk melupakan Yudha dan move-on, Syiana semakin dekat dengan Fedrian. Karena menurut Edyta - sahabatnya - yang bisa mengobati patah hati hanyalah waktu atau orang yang baru. Syiana menceritakan tentang dirinya, masa lalunya dengan Yudha, dan lain sebagainya. Akan tetapi Fedrian tidak pernah membuka diri; dan meskipun keduanya sudah mulai akrab, Syiana merasa belum benar-benar mengenal lelaki itu sepenuhnya.
"Aku nggak tau Fedrian mengatakan apa sebagai balasan atas kata-kata Bram. Yang jelas, ketika melambaikan tangan saat mobilku beranjak pergi dari parkiran, ekspresi wajahnya nggak terbaca.
I thought this relationship is getting complicated.
Just like I need.
Yeah."
Seiring berjalannya hubungan mereka, Syiana merasa bimbang tentang banyak hal. Pertama, Fedrian sama sekali tidak pernah menyatakan perasaannya dengan jelas, dan memberikan kepastian tentang hubungan mereka. Kedua, Fedrian adalah seorang anggota band musik - yang sangat jauh dari kriteria lelakinya (yang seharusnya mempunyai jaminan masa depan yang pasti, tidak seperti artis yang ketenarannya bisa hilang kapan saja). Ketiga, mantan kekasih Fedrian yang bernama Delisa adalah Indonesia's sweetheart yang cantik jelita dan ternyata masih belum melupakan Fedrian. Keempat, lelaki seperti Yudha yang amat ia percaya saja bisa berselingkuh di belakangnya, apalagi Fedrian, lelaki yang bisa mendapatkan gadis manapun yang ia mau. Kedekatannya dengan Fedrian bertujuan untuk membuatnya melupakan tentang Yudha, tetapi sepertinya Syiana malah terjerumus ke dalam jurang patah hati yang lebih dalam.
"And I just can't believe I've fallen for a girl like you... Enam milyar orang di dunia ini dan aku jatuh cinta pada perempuan yang nggak pernah mau kalah dalam berdebat, paling suka mengambil alih kontrol, bermulut tajam, dan bisa membunuh orang dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya."
Baca kisah selengkapnya di Restart.

Pertama-tama, aku sangat senang dengan kemunculan Edyta dalam buku ini (yang adalah karakter utama Fly to the Sky by Nina Ardianti & Moemoe Rizal). Kisah ini adalah tentang sahabat baik Edyta selama 17 tahun, Syiana, yang sedang melewati masa patah hati dan berusaha me-restart kehidupan percintaannya. Dan Nina Ardianti membawakan cerita ini dengan menyenangkan, penuh dengan chemistry yang lovable (dan sarkastis) antara Fedrian dan Syiana, dan penuh detail yang memperdalam setiap karakter-karakternya. Kisah cinta antara cewek sarkastis dengan cowok artis ini sangat menghibur dan membuatku tidak bisa berhenti membacanya hingga akhir.

Cerita ini dituliskan dari sudut pandan Syiana (yang galau), sehingga dalam keseluruhan kisahnya pembaca dapat mengerti apa yang sedang dirasakan oleh sang karakter utama. Alurnya dimulai dengan Syiana yang sedang patah hati, dan kemudian pertemuan buruknya dengan Fedrian. Karakter demi karakter muncul satu-per-satu dan perlahan-lahan mulai memfokuskan ceritanya kepada hal-hal yang penting: yaitu hubungan antara Fedrian dan Syiana. Meskipun bisa dikatakan perkembangan ceritanya sedikit lambat, karena banyak sekali detail-detail lain (dan banyaknya karakter lain) yang ikut berperan, aku menikmati jalannya cerita Restart ini dengan baik. Bagian favoritku adalah saat Syiana selalu melemparkan kata-kata sinis ataupun sarkastis kepada Fedrian, yang di dalam bayanganku menjadi adegan yang unyu dan membangun chemistry keduanya. Akan tetapi yang membuatku memberi buku ini rating 4 adalah bagian saat ceritanya hampir tiba di akhir. Tentu saja aku tidak akan menceritakan dengan detail supaya tidak spoiler. Sewaktu membaca adegan itu aku sempat kaget karena benar-benar unexpected dan aku rasa sebetulnya tidak perlu terjadi. Meskipun begitu akhir ceritanya menurutku telah ditutup dengan baik - walau aku sedikit berharap agar Fedrian bertindak sebaliknya supaya Syiana kapok :p. Anyway, saat menutup buku ini aku merasa puas dan tentunya duo itu meninggalkan kesan yang manis.

Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, ada cukup banyak karakter sampingan yang turut berperan dalam jalannya cerita ini. Dimulai dari Aulia - teman sekantor Syiana yang awalnya aku pikir perempuan, Edyta - sahabat terbaik Syiana, Riza - vokalis Dejavu yang juga ikut kena siram bir, Nara - sahabat baik Fedrian, Delisa - mantan kekasih Fedrian yang mengancam Syiana, dan juga Tante Tania - mamanya Fedrian. Sebenarnya masih ada beberapa karakter lain, tetapi yang terlintas di pikiranku (dan yang menurutku paling berperan banyak) adalah nama-nama tersebut. Aku sangat menyukai keberadaan mereka semua karena membuat kisahnya terdengar alami dan sangat dekat dengan kehidupan nyata. Seringkali memang sebuah hubungan dapat berjalan dengan baik karena adanya bantuan dari orang-orang terdekat di sekitar kita. Dann, kalau harus memilih karakter favorit, pilihannya akan jatuh pada Aulia. Agak aneh memang karena aku tidak memilih Fedrian yang tentunya sangat charming dengan segala kepercayaandirinya. Tetapi sejak awal saat Aulia bersama dengan Syiana di Hongkong, mengerti segala sifat Syiana, aku sudah jatuh hati dengan karakter ini. Kata-katanya bijaksana dan sikapnya pun penuh perhatian. Mudah-mudahan Nina Ardianti bersedia menuliskan kisah cinta Aulia di buku yang berikutnya ? :p

Overall, a very enjoyable book with fun characters. Ceritanya dituliskan dengan detail yang apik dan penulisan yang mengalir dengan baik. Konfliknya tidak muncul secara tiba-tiba, dijelaskan latar belakangnya, dan juga diselesaikan dengan manis pada akhirnya. Keseluruhan kisah ini telah berhasil menghiburku dari awal sampai akhir . And I can't wait to read Nina Ardianti's next work :)

by.stefaniesugia♥ .

6 comments:

  1. nggak sabar juga mau baca ini, udah pesen juga :)

    ReplyDelete
  2. aku pengen kakak ngereview melbourne : rewind karangannya winna efendi. kakak udah pernah baca novel refrain ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Melbourne: Rewind udh pesen tp belum dtg ^^
      uda baca Refrain, cukup bagus kok bukunya :)

      Delete
  3. Refrain itu udh pernah di review belum ?

    ReplyDelete
  4. Aulia emang selalu jadi favorite <3 novel novel nina ardianti emang selalu ditunggutunggu bahasa nya ringan :) konfliknya bagus, gak terburu buru :) dan gak ngebosenin. suka banget kalau sarkastik nya syiana udah keluar.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...