photo wishlist_zps2544b6d7.png

Saturday, October 15, 2011

Book Review: Hairless

 BOOK review

Started on:  14.October.2011
Finished on: 15.October.2011

i recently finished reading Hairless - a memoir by Ranti Hannah, about how she survived from breast cancer, and the journey she went through. i finished this in quite a short time :) it's actually quite rare for me to be reading a non-fiction book, but this one has been quite satisfying to read. there are some emotional events experienced by the writer that makes me feel emotional as well. this book also makes me understand more about cancer, and how the patient suffering from cancer feels. so here goes the review (in indonesian) :)

-----
Ranti Astria Hannah. seorang wanita dan juga seorang dokter yang sedang berada dalam masa-masa paling bahagia; ketika ia menikah dengan lelaki yang ia cintai, Pandu, dan hamil dengan anak pertamanya. ia juga mempunyai keluarga dan teman-teman yang menyayanginya. namun tanpa ia duga sebelumnya, sesuatu yang buruk berusaha merenggut semua kebahagiannya. sesuatu yang akan mengambil banyak hal yang berharga bagi Ranti, bahkan bagi semua perempuan; yaitu kanker payudara.

Ranti menemukan gejala-gejala kanker payudara saat ia sedang mengandung 7 bulan anak pertamanya. oleh karena latar belakangnya yang adalah seorang dokter, sepertinya Ranti sudah bisa menduga hasil pemeriksaan dokter yang memvonisnya menderita kanker payudara. dan buku ini adalah memoar yang indah, bercerita tentang perjalanannya melalui segala kesulitan menghadapi penyakit mengerikan itu. ia harus melalui operasi payudara - dimana ia harus kehilangan sebelah payudaranya, menjalani pengobatan kemoterapi - yang membuat seluruh rambut pada tubuhnya rontok, dan juga pengobatan sinar radiasi.

setelah membaca buku ini, aku baru menyadari betapa beratnya perjuangan seorang penderita kanker. namun hatiku terenyuh ketika melihat betapa besar kasih sayang dan dukungan yang Ranti terima dari keluarganya, teman-temannya, dan terutama dari Pandu - a wonderful husband, i have to say personally. :) buku yang sedikit banyak berkesan sedih secara emosional ini menjadi sedikit ceria dengan keberadaan Pandu yang konyol dengan segala lelucon-lelucon yang ia lontarkan. sungguh luar biasa bagaimana Pandu menemani Ranti melewati penyakit kanker, dan tetap mencintai istrinya apa adanya.


ada beberapa bagian yang sangat berkesan bagiku, yang cukup memotivasi; berikut quotes-quotesnya :)
"Memang pasti berat menghadapi penyakit kanker ini, tapi bila mereka bisa menghadapi cobaan, saya yakin mampu juga melewatinya." (p.134)
"Saya tahu, saya mungkin egois, ingin diperhatikan dan didukung saat saya sedang kesusahan. Tapi di tengah drama hidup saya itu, tidak terpikir bahwa orang lain juga mungkin mengalami kesusahan. Seberat-beratnya masalah orang lain, tidak akan terasa terlalu berat karena itu bukan masalah kita sendiri. Mungkin Intan merasa kanker masalah serius, tapi tidak adanya pembantu di rumahnya merupakan masalah yang lebih serius karena itu terjadi pada dirinya." (p.146)
"Ada sedikit rasa bersalah yang muncul. Sampai saat ini saya masih suka mengasihani dan meratapi nasib saya ini. Padahal dibanding apa yang harus mereka hadapi. penderitaan saya tidak ada apa-apanya." (p.219)
buku ini sudah memberiku banyak sekali pengetahuan tentang kanker. karena penulisnya menata cerita dengan baik dan dapat dinikmati, bahkan bagi orang awam yang tidak mempunyai pengetahuan medis sama sekali. kisahnya bagus, namun bagiku yang kurang menyukai pelajaran (:P), bagian-bagian ketika Ranti menjelaskan tentang kanker sedikittt membosankan. but overall, masih tetap sebuah memoar yang indah :)
i thoroughly enjoyed the book (✿◠‿◠)

for the author: thanks for sharing such a beautiful and motivating story :*
  
4/5 stars
by.stefaniesugia♥

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...