photo wishlist_zps2544b6d7.png

Sunday, October 21, 2012

Book Review: Menunggu by Dahlian & Robin Wijaya

.
BOOK review
Started on: 17.Oktober.2012
Finished on: 18.Oktober.2012

Judul Buku : Menunggu
Penulis : Dahlian & Robin Wijaya
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 312 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga : Rp 39,100 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4.5/5
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------  
Dahlian adalah salah satu penulis GagasMedia yang berhasil menjadi favoritku dengan beberapa karyanya: The Pilot's Woman dan Promises, Promises. Demikian pula dengan Robin Wijaya yang berhasil mengejutkanku dengan tulisannya di Before Us. Oleh karena itulah, aku berharap sangat banyak pada GagasDuet kali ini - dan aku sama sekali tidak dikecewakan. GagasDuet ini terdiri atas dua cerita yang berbeda dan tidak berkelanjutan satu dengan yang lain; tetapi keduanya mengusung tema yang sama yaitu tentang "menunggu" - seperti yang tertulis pada judulnya. Dua cerita ini berkisah tentang cinta yang harus bertarung dengan waktu; menunggu saat cinta dipertemukan kembali.

Berikut ringkasan cerita & personal review dariku.
image source: here. edited by me.
 // L A S T  C H A N C E //
by Dahlian
"Ia tidak mengerti, bagaimana cara membuat lelaki ini mengerti bahwa ia melakukan semua ini demi mendapatkan perhatiannya. Karena ia mencintainya. Apakah sebaiknya ia mengatakannya saja, untuk membuat Aby mengerti?"
Kisah ini diawali dengan kepulangan seorang perempuan bernama Risa kembali ke Indonesia. Setelah cukup lama menetap di Australia untuk melanjutkan studi-nya, Risa pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara pernikahan kakaknya, Dhani. Saat Risa tiba di bandara, kakaknya-lah yang seharusnya muncul menjemputnya; tetapi Risa sama sekali tak menyangka bahwa yang muncul malah Aby - sahabat baik kakaknya yang telah bertahun-tahun menempati hati Risa. Kembali bertemu dengan Aby membuat perasaan Risa kembali meluap; dan meskipun ia harus menghadapi sikap dingin Aby, tak dapat disangkal bahwa Risa senang bertemu kembali dengan lelaki itu.

Tanpa diketahui oleh Risa, sebenarnya Aby pun sudah memendam perasaan yang sama selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu pula ia tidak mengungkapkan perasaannya karena takut persahabatannya dengan Dhani akan rusak jika semuanya tidak berjalan baik. Aby dengan sekuat tenaga bersikap dingin pada Risa, berusaha menghindari perempuan itu. Akan tetapi, untuk membantu proses pernikahan Dhani, ia terpaksa harus bekerja sama dengan Risa.
"Sudah benarkah keputusannya? Ia telah mencintai Risa sejak gadis itu duduk di bangku SMA. Ia telah berusaha keras mengalihkan hatinya ke gadis lain. Tetapi, akhirnya ia tahu semua sia-sia. Ia tetap tidak dapat menyingkirkan Risa dari hatinya. Tiga tahun lebih telah berlalu, tetapi cintanya kepada Risa tak berubah - sedikit pun."
Meskipun Aby bersikap dingin, Risa justru tidak mau menyerah dan berusaha keras untuk menarik perhatian lelaki itu sebelum ia kembali ke Australia. Dimulai dari merencanakan dengan sengaja agar mereka hanya bertemu berdua tanpa Dhani, pergi mencari suvenir, dan lain sebagainya. Pertemuan-pertemuan mereka membuat Aby semakin sulit meredam perasaannya, membuatnya meledak bahkan menyakiti perasaan Risa tanpa ia kehendaki. Apakah yang akan menjadi keputusan Aby - tetap meredam perasaannya atau menyambut cinta Risa yang membuatnya bahagia?
"Pengakuan Risa membuat dugaannya menjadi nyata. Dan yang lebih buruk, sekuat apa pun ia menolak, ia tak dapat menyangkal bahwa ia amat bahagia."
image source: here. edited by me.
 // R E A S O N //
by Robin Wijaya
"Bagaimana cara dua orang yang sudah bertahun-tahun tak bertemu melepas rindu?... Bahkan, Gantar lupa, kalau sudah bertahun-tahun lamanya mereka tak bertemu dan berkomunikasi. Pertanyaan soal keberadaan Lenka selama ini hilang begitu saja dalam kepalanya... Karena cinta memaafkan segalanya."
Seorang lelaki bernama Gantar, bekerja sebagai seorang kamerawan untuk sebuah stasiun televisi. Kisahnya diawali dengan perpisahan di Stasiun Lempuyangan 5 tahun silam; perpisahannya dengan seorang perempuan bernama Lenka. Keduanya percaya bahwa takdir suatu hari akan mempertemukan mereka kembali. 5 tahun berlalu, Gantar sudah tidak mendengar kabar apapun dari Lenka - komunikasi mereka telah terputus sepenuhnya. Namun tak disangka oleh Gantar, ia melihat Lenka di layar televisi - membawakan berita sebagai seorang anchor. Saat itulah ia mulai mencari informasi tentang Lenka dan bertekad untuk menemukannya.

Ternyata tidak begitu sulit menemukan Lenka; dan saat mereka bertemu kembali, semuanya seolah kembali ke lima tahun lalu - saat mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Gantar menikmati waktunya dengan Lenka, begitu juga sebaiknya. Akan tetapi sama sekali tidak ada kata yang terucap tentang perasaan mereka masing-masing; meskipun Gantar banyak mengungkit kejadian-kejadian masa lalu mereka. Tanpa diketahui oleh Gantar, Lenka sudah bersama dengan lelaki lain; seorang lelaki sukses bernama Barata.
"Mungkin selama ini Gantar memang tengah bermain-main dengan perasaannya sendiri. Sejak dulu perasaan tersebut telah tumbuh, tapi kenapa ia malah nyaman menyimpannya di hati sampai akhirnya Lenka berlalu."
Di satu sisi, Lenka selalu bahagia bersama Gantar, menikmati setiap waktu yang ia habiskan bersama lelaki itu. Akan tetapi di sisi lain, ia membutuhkan Barata, yang selalu mampu membantu keluarganya yang sedang mengalami banyak kesulitan dan kekurangan. Seiring dengan berjalannya waktu, manakah yang akan menjadi pilihan Lenka? Kisah cintanya dulu yang selalu membuatnya bahagia, Gantar? Atau ia akan mendahulukan masalah keluarganya dengan memilih Barata?
"Perasaan tak pernah salah, Lenka. Aku hanya terlalu lama untuk menyadarinya. Seharusnya, dulu aku tak mengingkarinya. Tak perlu berpura-pura tidak terjadi apa pun."
"Just happy, but that wasn't perfect. Tanpa kamu mungkin aku bisa tetap bahagia, tapi nggak akan bisa sempurna."
Baca kisah selengkapnya di Menunggu.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------  

Aku sangat menyukai tema yang diangkat dalam GagasDuet kali ini - tentang cinta yang "menunggu", seperti yang sudah aku sebutkan di awal review. Dahlian dan Robin Wijaya, kedua-duanya telah berhasil memuaskanku sekali lagi dengan tulisan mereka yang indah. Last Chance yang ditulis oleh Dahlian terasa lebih ringan karena konfliknya tidak begitu rumit - mungkin sebagai pembuka, atau semacam appetizer. Sedangkan tulisan Robin Wijaya dalam Reason terasa lebih berbobot karena cinta antara Gantar dan Lenka harus dihadapkan dengan masalah lain: yaitu Barata. Meskipun begitu, kedua-duanya mempunyai keistimewaannya sendiri yang telah berhasil memikatku; masuk ke dalam dilema sebuah cinta yang diuji waktu.

Dua cerita ini menurutku telah berhasil memberi pelajaran tentang cinta. Tentang bagaimana perasaan yang hendak diungkapkan tidak harus menunggu waktu; bahwa kita harus segera mengungkapkan perasaan yang kita miliki sebelum semuanya terlambat. Tentu saja semua pernyataan cinta mempunyai resikonya sendiri: resiko ditolak, resiko hubungan yang sudah ada akan berubah. Akan tetapi jika tidak diungkapkan, kita tidak akan pernah tahu apakah cinta itu berbalas. Gaya penulisan Dahlian dan Robin Wijaya yang sama-sama mellow dan puitis semakin membuat mood ceritanya romantis dan mendayu-dayu - salah satu faktor yang berhasil membuatku sangat menikmati cerita ini. Hanya saja cukup disayangkan karena alur ceritanya terlalu sederhana (mungkin karena keterbatasan jumlah halaman) dan kurang begitu greget untukku - membuat rating dariku untuk buku ini berkurang 0.5.

Hal lain yang aku sukai dari buku ini adalah karakternya! (tentu saja terutama karakter lelakinya :p). Dari kisah Last Chance, aku dibuat jatuh cinta dengan Aby dan sisi protektifnya terhadap Risa. Entah mengapa dari cerita yang dituliskan, aku merasa Aby adalah sosok yang amat setia - bisa dilihat dari lamanya ia bersahabat dengan Dhani dan menyimpan perasaan yang sama pada Risa selama bertahun-tahun. Demikian juga dengan karakter Gantar dalam Reason, yang sosok gentleman-nya sangat terlihat di kala hujan (tidak akan diceritakan lebih lanjut, lebih baik dibaca sendiri :p); sikap lelaki yang rela berkorban demi seseorang yang ia cintai itu menurutku sangat attractive ;)

Overall, a great read :) Meskipun dari beberapa sisi aku merasa sedikit kurang puas, tetapi aku sangat menikmati keseluruhan ceritanya dengan baik. Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, aku juga sangat menyukai tema yang dibawakan oleh dua kisah ini - menjadikan dua novella sebuah satu kesatuan yang utuh. Semoga Dahlian dan Robin Wijaya akan segera mengeluarkan karya solo mereka masing-masing yang terbaru. Can't wait! :))

by.stefaniesugia♥ .

6 comments:

  1. Kayaknya baguss... jadi pengen coba baca gagasduet. *blom pernah baca gagasduet*

    ReplyDelete
  2. kak stef, penyanyi yg nge cover we are never ever getting back together di playlist ini siapa ya? enak banget suaranya x3

    ReplyDelete
  3. ahhh, bagus kayaknya. :D duhh, wish list numpuk. >.<

    ReplyDelete
  4. Kenapa membaca reviewmu lebih menarik daripada baca bukunya? -_-
    haha

    aku sudah bacanya, tetapi karena niat awal malas-malas,jadi banyak kena skip,makanya terkesan bosan dengan gagasduet yang ini,tapi setelah baca reviewmu,sepertinya harus dibaca ulang :p haha

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...